Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perlukah Ban Truk atau Pikap Diisi Nitrogen?

Kompas.com - 06/03/2021, 17:41 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com -Kendaraan niaga seperti truk, pikap maupun bus tentu digunakan untuk mendapatkan keuntungan yang banyak. Biaya operasionalnya pun dihitung dengan seksama agar bisa efisien.

Salah satu komponen yang diperhitungkan pada kendaraan niaga yaitu ban. Pemakaian ban sebisa mungkin bisa efisien sehingga memiliki usia pakai yang panjang serta biaya yang ekonomis.

Salah satu cara untuk menjaga kondisi ban yaitu mengisinya dengan nitrogen daripada udara biasa. Nitrogen sendiri memiliki beberapa keuntungan jika dibanding dengan udara biasa.

Baca juga: Sudah Pensiun, Bagaimana Layanan Purnajual Honda Jazz?

Salah satu outlet pengisian ban dengan nitrogen yang ada di salah satu SPBU Pertamina di Jalan Margonda, Depok, Kamis (8/2/2018). Tampak peralatan pengisian terdiri dari mesin generator dan tabung kompresor.Kompas.com/Alsadad Rudi Salah satu outlet pengisian ban dengan nitrogen yang ada di salah satu SPBU Pertamina di Jalan Margonda, Depok, Kamis (8/2/2018). Tampak peralatan pengisian terdiri dari mesin generator dan tabung kompresor.

Independent Tire Analyst dan Wakil Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, Bambang Widjanarko mengatakan, mengisi ban dengan nitrogen kering murni memiliki berbagai manfaat.

“Mengisi ban dengan nitrogen jelas akan berdampak menghambat terjadinya proses pelapukan pada karet ban dan mencegah proses korosi pada pelek,” kata Bambang kepada Kompas.com, belum lama ini.

Bambang menjelaskan, ketika mengisi ban dengan nitrogen, semata-mata ban tidak akan lapuk. Karena masih ada faktor lain seperti sinar ultraviolet dari matahari yang juga berperan terhadap terjadinya proses pelapukan ban.

Baca juga: Menu SUV Bekas di Bawah Rp 100 Juta, Bisa Dapat Rush sampai CR-V

“Kemudian nitrogen memiliki suhu yang lebih rendah, bobot molekul yang lebih ringan, padat dan besar daripada oksigen,” ucap Bambang.

Partikel molekul yang lebih besar membuat nitrogen lebih sulit merembes melalui pori-pori karet dan pentil ban, sehingga membuat tekanan udara lebih stabil.

Namun jika nitrogen ini dicampur dengan udara biasa, khasiatnya jadi hilang. Mengingat kendaraan niaga bisa berhenti di mana saja, siapa tahu di daerah tersebut tidak ada nitrogen sehingga harus diisi udara biasa.

Sektor logistikPT Isuzu Astra Motor Indonesia Sektor logistik

“Misalnya kendaraan harus menambah tekanan udara di tengah perjalanan yang tidak ada penjual nitrogen, tidak ada efek apa-apa, hanya saja khasiat nitrogen jadi hilang dan berubah seperti ketika memakai udara biasa,” kata dia.

Dengan begitu, jika ingin kembali menerima manfaat dari nitrogen, ban harus diisi ulang. Nitrogen yang tercampur dengan udara harus dikeluarkan dan kembali diisi dengan nitrogen murni.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau