JAKARTA, KOMPAS.com – Belum lama ini terjadi tabrakan beruntun di Tol Jakarta – Cikampek (Japek) yang meibatkan beberapa mobil. Namun jika diperhatikan, tabrakan beruntun ini kerap terjadi di lajur paling kanan atau khusus menyalip.
Jadi apa bisa dikatakan kalau jalur paling kanan di jalan tol lebih rawan terjadi tabrakan beruntun daripada lajur lainnya yang lebih lambat?
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, benar adanya kalau potensi kejadian tabrakan beruntun besar terjadi pada lajur kanan jalan tol.
Baca juga: Ini Mobil Honda yang Dapat Diskon Pajak, Harga Diumumkan 1 Maret 2021
“Kecepatan kendaraan yang relatif tinggi dan rata-rata kemampuan para pengemudi di Indonesia dalam mengantisipasi masih rendah,” ucap Sony kepada Kompas.com, Minggu (28/2/2021).
Selain itu, kebiasaan pengemudi di Indonesia yang tidak pernah menjaga jarak aman tiga detik dengan kendaraan di depannya membuat potensi tabrakan beruntun semakin tinggi. Ada saja alasan pengemudi di Indonesia tidak bisa jaga jarak aman.
“Alasannya kalau tiga detik, pasti lajurnya diserobot orang lain. Padahal pengetahuan mereka dalam membaca risiko bahaya di bawah rata-rata. Lihat saja masih sering terjadi kecelakaan beruntun,” kata Sony.
Baca juga: Pahami Kembali Cara Registrasi SIM Secara Online
Sony mengingatkan, tabrakan beruntun bukan kecelakaan yang risikonya kecil. Tidak menabrak mobil di depannya bukan berarti skill-nya hebat atau fitur mobil canggih, lihat spion, bisa jadi malah ditabrak dari belakang.
“Itu kenapa kecepatan kendaraan tidak boleh berlebih dan harus sesuai dengan lajurnya. Biasakan gunakan lajur kanan hanya untuk mendahului, maksimal dihitung 20 menit di lajur kanan, kemudian kembali ke lajur semula,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.