JAKARTA, KOMPAS.com – Harga mobil listrik keluaran baru terbilang masih cukup mahal bagi sebagian orang. Di pasaran, saat ini mobil listrik termurah dibanderol mulai Rp 624,8 juta untuk sedan Hyundai Ioniq.
Meski begitu ada cara sederhana yang bisa ditempuh untuk merasakan sensasi mobil listrik, yang tentunya lebih terjangkau, yakni dengan konversi ke penggerak elektrik.
Singkatnya, mesin bakar internal yang tersemat pada mobil lama Anda digusur, digantikan dengan motor listrik beserta baterai. Melakukan ini, mobil bermesin bensin konvensional pun berubah menjadi kendaraan listrik.
Baca juga: Cerita Wagub Jabar Pakai Kijang Doyok, Kerap Diusir Saat Parkir VIP
Marius Pratiknjo, jadi salah satu anggota Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI), terbilang sukses mengkonversi Citroen Mehari miliknya.
Selama lima tahun pemakaian sejak 2016, mobil listrik miliknya diklaim minim masalah. Pada komunitas PPMKI, aku Marius, mulai banyak anggota yang tertarik mengkonversi mobil-mobil lawas jadi berteknologi modern.
Menurutnya, biaya untuk mengkonversi mobil lawas menjadi mobil listrik tak sampai Rp 100 juta. Hal ini tentu jadi sesuatu yang menarik buat yang gemar modifikasi atau penasaran menjajal mobil listrik.
Baca juga: Belajar dari Kecelakaan yang Menewaskan Eks Personel Trio Macan
“Baterai jadi komponen yang paling mahal, sekitar 60 persen. Waktu itu harga baterai hampir Rp 50 juta, mungkin sekarang sudah lebih murah,” ujar Marius, kepada Kompas.com (5/1/2021).
Marius juga mengatakan, besar kecilnya biaya konversi mobil listrik amat bergantung dari jenis mobil dan pilihan baterai.
Citroen Mehari miliknya tergolong mobil ukuran kecil, sehingga kapasitas baterai tidak perlu terlalu besar. Marius cukup memasangkan baterai lithium-ion 60 cell 120 Ah yang terbilang ringkas.
Baca juga: Catat, Syarat Urus Pajak Kendaraan Lima Tahunan dengan Perwakilan
“Baterai saya relatif kecil hanya bisa menempuh jarak 30-35 km dalam sekali pengisian penuh. Kalau mau pergi yang jauh tentu bisa, tapi saya harus investasi dua baterai,” ucap Marius.
Komposisi ini terbilang cukup murah dalam dunia konversi mobil dengan mesin bakar internal ke motor listrik. Hasilnya pun sudah sesuai untuk penggunaan di dalam kota.
Bagi Anda yang menginginkan jarak tempuh lebih jauh atau mobil yang lebih besar, tentu saja bisa. Tapi dengan konsekuensi biaya investasi yang lebih besar.
Baca juga: Ingat, Mulai Tahun Ini Mobil Baru Wajib Dilengkapi APAR
“Saya pilih Citroen alasannya karena bobot mobil ringan, investasi tidak terlalu besar. Kalau mau mobil-mobil seperti Mercy, Volvo, atau VW Kodok bisa saja,” kata Marius.
“Tapi dinamo harus dua sampai tiga kali lipat lebih besar dari punya saya. Baterai juga harus lebih besar kapasitasnya, artinya investasi di awal harus lebih besar,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.