JAKARTA, KOMPAS.com – Bus merupakan transportasi darat yang masih diminati oleh masyarakat. Namun, ada saja kelakuan pengemudi bus yang sering ugal-ugalan, abai soal keselamatan di jalan raya.
Mereka biasanya melakukan aksi seperti ngeblong di jalur berlawanan, mepet dengan kendaraan di depan, sampai melakukan aksi oleng atau menggoyangkan bodi bus. Tentu saja berbagai aktivitas ini sangat berbahaya.
Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia Sony Susmana mengatakan, ada dua hal yang menyebabkan kelakuan pengemudi bus yang masih saja abai dengan keselamatan di jalan raya, yaitu waktu dan adrenalin.
Baca juga: Belajar dari Kasus Hyundai vs Innova yang Tewaskan Pengendara Motor
“Pengemudi bus harus cepat sampai tujuan tepat waktu, ketika terlambat akan dikenakan sanksi potong honor,” ucap Sony kepada Kompas.com, Minggu (27/12/2020).
Karena dikejar waktu, pengemudi bus melakukan aksi seperti mengambil lajur lain, menyalip lewat bahu jalan, sampai ke provokatif. Sedangkan soal menghindari kantuk, mereka melakukan aksi yang bisa memompa adrenalin.
“Ketika mengemudi dengan aman atau santai dengan jarak jauh, akan membuat dirinya bosan. Akhirnya mereka melakukan akselerasi dan deselerasi yang kasar, ngebut, membuat bus oleng sampai melakukan aksi mepet depan,” kata Sony.
Baca juga: Toyota Luncurkan Mobil Listrik Murah, Harga Mulai Rp 224 Jutaan
Sony mengatakan, dari dua alasan tadi, pengemudi bus jadi agresif dan cenderung ugal-ugalan di jalan. Bahaya yang akan mereka tanggung dikesampingkan karena belum ada batunya, masih saja dilakukan.
“Sopir sehebat apapun enggak akan bisa baik di jalan kalau kondisinya dikejar-kejar ritase atau waktu. Agar aman di jalan, satu-satunya cara yang bisa dilakukan pengendara lain adalah menghindar dari mereka,” ucapnya.
Akhirnya, bukan persoalan siapa menang atau kalah di jalanan. Lebih baik cari selamat daripada harus berurusan atau kecelakaan dengan kendaraan-kendaraan besar seperti bus atau juga truk.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.