Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sulit Ekspor, Indonesia Belum Punya Mobil yang Sesuai dengan Australia

Kompas.com - 19/11/2020, 16:41 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekertaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara menyatakan bahwa rencana ekspansi pasar otomotif dalam negeri ke Australia masih menemui hambatan.

Pasalnya, hingga saat ini belum ada produk kendaraan yang sesuai dan diterima oleh pasar Australia. Kebanyakan pabrikan di Indonesia masih fokus untuk produksi mobil keluarga 7-penumpang atau low multi purpose vehicle (LMPV).

"Pemasok kendaraan ke Australia banyak dari negara-negara lain seperti Thailand. Padahal, secara geografis Indonesia yang paling dekat. Kenapa seperti itu? Ternyata Indonesia belum punya produk yang sesuai," kata dia dalam webinar belum lama ini.

Baca juga: Gaikindo Akui Target Penjualan Mobil Tahun Ini Berat Tercapai

Lini produksi Mini Countryman di pabrik perakitan SunterKompas.com/Setyo Adi Lini produksi Mini Countryman di pabrik perakitan Sunter

"Ini yang perlu kita bicarakan dengan prinsipal. Sebab, potensi pasar Australia itu sangat besar apalagi kita punya perjanjian IA-CEPA (Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komperhensif Indonesia-Australia)," lanjut Kukuh.

Ia berharap, melalui elektrifikasi kendaraan bermotor mampu membuka peluang tersebut. Sebab, pembeli kendaraan di Australia mayoritas disebut gemar dengan mobil ramah lingkungan dan kecil yang efisien.

"Australia punya pasar domestik sekitar 1,2 juta mobil per tahun. Indonesia sebagai negara terdekat secara geografis seharusnya mampu untuk memenuhi pasar itu," kata Kukuh di kesempatan terpisah.

“Indonesia memang sudah mengekspor ke 80 negara, namun jumlahnya masih sedikit, hanya 300.000 kendaraan pada 2019. Kita ingin optimalisasi kapasitas produksi kendaraan di Indonesia,” tambahnya.

Baca juga: Lexus UX 300e, Calon Mobil Listrik Perdana Toyota Indonesia

Ekspor Mobil ToyotaFoto: TMMIN Ekspor Mobil Toyota

Adapun kapasitas produksi kendaraan maksimum Indonesia terdata sampai 2,2 juta unit per tahunnya. Tapi dalam lima tahun belakangan penyerapannya hanya mencapai sekitar 1,1 juta unit.

Kukuh menyebut pihaknya telah berkerja sama dengan pemerintah untuk mendatangi para prinsipal untuk menggunakan Indonesia sebagai basis produksi kendaraan siap ekspor. Asosiasi juga meminta negara lain untuk bisa merelokasi permintaan.

“Jika bisa dari Indonesia, kenapa harus dari negara lain. Pengirimannya juga bisa lebih cepat dan hemat. Selain itu, kapasitas produksinya juga masih tersedia di Indonesia,” tutupnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau