Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gaikindo Usulkan Lokalisasi Agar Mobil Listrik Lebih Terjangkau

Kompas.com - 07/11/2020, 07:02 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pemerintah tengah gencar mengkampanyekan penggunaan kendaraan ramah lingkungan. Sejumlah insentif fiskal dan non-fiskal telah disiapkan agar penetrasi motor dan mobil listrik semakin masif.

Walau demikian, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor (Gaikindo) menilai kendaraan listrik masih sulit bersaing dengan kendaraan dengan mesin bakar internal karena harga yang terbilang mahal.

Jongkie Sugiarto, Ketua I Gaikindo, mengatakan, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan supaya harga jual mobil listrik bisa lebih murah.

Baca juga: Indonesia Resesi, Ini Respons Toyota, Daihatsu, dan Suzuki

Peletakan batu pertama pabrik baterai di Morowali Peletakan batu pertama pabrik baterai di Morowali

Pertama, terkait industri nikel Tanah Air. Pemerintah harus mendorong pembangunan pabrik baterai mobil listrik di dalam negeri.

Seperti diketahui, baterai mobil listrik masih menjadi komponen paling mahal dari kendaraan elektrifikasi.

Dengan memproduksinya sendiri, ongkos produksi pun bisa ditekan. Apalagi harga baterai tersebut kalau dihitung berkisar 40-45 persen dari harga satu unit mobil.

Baca juga: Bus Bikinan Bengkel Primajasa, Bisa Gendong Mobil

Ilustrasi proses charge mobil listrik Hyundai IoniqKOMPAS.com/Ruly Ilustrasi proses charge mobil listrik Hyundai Ioniq

“Kalau itu bisa diproduksi di Indonesia dengan bahan baku yang ada nikel tadi, lalu dibuat smelter, menuju lithium, lalu dibuat di dalam negeri, kemungkinan besar harga baterai tersebut bisa turun,” ucap Jongkie, dalam webinar IDX Channel (5/11/2020).

“Kita sudah berpengalaman kalau pakai komponen lokal lebih banyak maka mobil tersebut harganya akan jauh lebih murah,” katanya.

Selain memproduksi sendiri baterai mobil listrik, Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) mobil tersebut juga harus ditingkatkan.

Baca juga: Tantang Rush dan Terios, Kia Sonet Mengaspal Pekan Depan

Ilustrasi charging station milik BPPTKOMPAS.com/Stanly Ilustrasi charging station milik BPPT

Menurutnya, mobil-mobil di bawah harga Rp 250 juta saat ini memiliki TKDN kurang lebih 80 persen. Artinya semakin besar TKDN, harga jual bisa lebih ditekan.

Jongkie juga mengatakan, beberapa komponen mobil listrik sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Semisal body, rem, roda, suspensi, sistem pengereman, dan sistem kemudi yang sebetulnya masih sama dengan mobil konvensional.

“Itu sudah bukti nyata. Kalau kita bisa membuat baterai mobil listrik di dalam negeri dan lain-lain, kita berharap tentunya harga mobil secara keseluruhan bisa turun dari yang ada sekarang ini,” ujar Jongkie.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com