JAKARTA, KOMPAS.com – Sebagai SUV di rentang harga Rp 300 jutaan, Glory i-Auto menjanjikan fitur dan tampilan yang tak sesuai dengan harganya. SUV ini bisa dibilang terlalu murah jika dibandingkan mobil-mobil sekelasnya.
Jika dari segi fitur dan kelengkapan mobil ini tampak overrated, bagaimana dari sisi pengalaman berkendara. Apakah mobil ini punya rasa mengemudi sebaik dengan tampilannya?
Pertama-tama, duduk di Glory i-Auto terasa cukup ergonomis. Meski posisi setir hanya bisa diatur secara tilt, tapi belum bisa teleskopik.
Baca juga: Jakarta PSBB Lagi, Bagaimana Nasib Ojek dan Taksi Online?
Saat dibawa berkendara di perkotaan memang tidak ada komplain, pengendara cukup nyaman dan tidak mudah lelah.
Respons setir juga cukup adaptif saat dibawa berkendara. Saat di perkotaan setir terasa ringan, namun saat dibawa di jalan tol terasa makin berat.
Asyiknya, suspensi empuk amat membantu meredam kondisi jalan yang jelek baik saat berkendara sendiri maupun saat dimuati penuh.
Baca juga: Usai New Yaris, Toyota Siapkan Peluncuran Fortuner Baru?
Meski bantingan suspensi yang empuk, berimbas pada kemampuan manuver mobil yang terasa agak limbung saat di tikungan.
Dengan radius putar 5,75 meter, Anda juga harus mengambil ancang-ancang yang lebih jauh saat ingin putar balik. Untuk ukuran jalanan di Jakarta, biasanya Anda butuh mundur satu atau dua kali saat melakukannya.
Posisi duduk Glory i-Auto juga tersangga dengan baik, karena bagian pinggang terdapat lumbar support sehingga nyaman saat dipakai bermanuver. Namun jok ala bucket seat ini memang tidak begitu nyaman buat pengemudi yang agak gemuk.
Baca juga: Kode Keras Daihatsu Soal Rocky dan Generasi Baru Xenia
Visibilitas saat berkendara Glory i-Auto sebetulnya cukup baik. Buat pengendara dengan tinggi badan 165 cm, melihat arah depan, samping, dan belakang masih jelas. Namun pilar A terasa agak besar, membuat pengendara harus lebih memastikan saat bermanuver di jalan sempit.
Beruntung Glory i-Auto punya fitur kamera 360, yang bisa memantau keadaan di sekeliling mobil. Fitur ini bisa aktif secara otomatis saat masuk gigi mundur, ataupun dengan memencet tombol di dasbor.
Bicara soal dapur pacu, Glory i-Auto mengusung mesin bensin 1.498 cc turbo bertenaga sekitar 48 dk dan menghasilkan torsi 220 Nm. Mesin ini dikombinasikan dengan Transmisi CVT 7-percepatan.
Baca juga: Mitsubishi Geber Diskon Rp 17 Juta dan Bunga Nol Persen
Mesin ini tidak terlalu superior untuk menghela SUV berbobot 1,5 ton dengan dimensi (PxLxT) 4.700 mm x 1.855 mm x 1.715 mm, serta wheelbase 2.780 mm.
Performa mesin terbilang biasa saja, akselerasi juga tak terlalu responsif lantaran masih terasa gejala turbo lag.
Di atas kertas torsi sebesar 220 Nm bekerja di rentang 1.800-4.000 rpm yang terbilang cukup panjang. Sehingga mesin butuh meraung lebih tinggi untuk mencapai putaran ideal untuk melesat.
Baca juga: Honda Forza Baru Meluncur Pekan Depan
Namun kalau bicara soal transmisi, Glory i-Auto telah mengusung jenis terbaru. Tidak seperti milik Glory 580 yang agak lambat, pada model barunya respons transmisi udah lebih baik.
Dengan performa mesin yang biasa saja, ternyata juga sama dengan figur konsumsi BBM Glory i-Auto. Berdasarkan pengetesan dengan metode full to full, kami hanya bisa meraih konsumsi 7,45 km per liter pada rute kombinasi.
Dibandingkan dengan SUV bermesin 1.500 turbo, Glory i-Auto mungkin jadi yang paling boros. Tapi ingat mobil ini punya dimensi besar dan bisa menampung tujuh penumpang, catatan konsumsi BBM-nya menurut kami wajar.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.