Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Ingin Percepat Transfer Teknologi Baterai Kendaraan Listrik

Kompas.com - 03/06/2020, 16:01 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa, pihaknya akan fokus untuk melakukan percepatan transfer teknologi untuk nikel ore sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.

Hal ini dilakukan supaya industri baterai kendaraan listrik cepat berkembang dan menjadikan Indonesia sebagai pemain raksasa di bidang tersebut.

Pasalnya, Indonesia memiliki kekayaan atas nikel dan kobalt sebagai dua bahan utama pada baterai kendaraan listrik. Tinggal dilakukan pengembangan untuk dijadikan baterai lithium saja.

Baca juga: Kemenhub Bersiap Susun Kebijakan Transportasi Saat New Normal

Baterai Mobil Listrik Nissan Leaf Foto: Wikipedia/H.Kashioka Baterai Mobil Listrik Nissan Leaf
"Berdasarkan studi Mckinsey, Filipina itu nomor dua setelah Indonesia untuk nikel ore. Itu akan habis dalam dua tahun ke depan. Indonesia jadi pilihan dan negara lain akan bergantung kita (bahan baku baterai)," ujarnya dalam diskusi virtual, Selasa (2/6/2020).

Sebagaimana diketahui, baterai merupakan komponen utama dalam mobil listrik. Kemampuan memproduksi baterai membuat Indonesia memiliki keunggulan utama dan dapat menarik lini pendukung lainnya.

Produksi baterai saat ini dilakukan di Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah. Dinyatakan, sudah ada beberapa investor yang masuk ke sana untuk membangun industri terkait.

Namun, dikatakan CEO PT IMIP Alexander Barus, pembangunan dan produksi baterai berjenis lithium ion di sana masih terhambat izin analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).

Baca juga: Produksi Baterai Kendaraan Listrik Masih Tersendat AMDAL

Menteri Koordinator bidang Kemaritiman (Menko Maritim), Luhut Binsar Pandjaitan memberi keterangan di kantornya, Jakarta, Senin (14/1/2019).KOMPAS.com/MURTI ALI LINGGA Menteri Koordinator bidang Kemaritiman (Menko Maritim), Luhut Binsar Pandjaitan memberi keterangan di kantornya, Jakarta, Senin (14/1/2019).
"Saat ini memang kita masih memberlakukan pembatasan WNA dari luar negeri ke kawasan IMIP dan sebaliknya, guna mencegah penyebaran virus corona. Namun itu tidak mempengaruhi berbagai kegiatan kami," katanya kepada Kompas.com beberapa waktu lalu.

"Adapun terkait perkembangan produksi baterai dan recycle-nya di Morowali, kini masuk tahap finalisasi AMDAL tanning. Ini termasuk dengan nikel dan sebagainya," lanjut Alexander.

Ia tak bisa memastikan waktu izin AMDAL tersebut bisa selesai. Tapi pihaknya bersama Kementerian terkait akan terus mengupayakan supaya program elektrifikasi bisa cepat terlaksana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau