JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa, pihaknya akan fokus untuk melakukan percepatan transfer teknologi untuk nikel ore sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik.
Hal ini dilakukan supaya industri baterai kendaraan listrik cepat berkembang dan menjadikan Indonesia sebagai pemain raksasa di bidang tersebut.
Pasalnya, Indonesia memiliki kekayaan atas nikel dan kobalt sebagai dua bahan utama pada baterai kendaraan listrik. Tinggal dilakukan pengembangan untuk dijadikan baterai lithium saja.
Baca juga: Kemenhub Bersiap Susun Kebijakan Transportasi Saat New Normal
Sebagaimana diketahui, baterai merupakan komponen utama dalam mobil listrik. Kemampuan memproduksi baterai membuat Indonesia memiliki keunggulan utama dan dapat menarik lini pendukung lainnya.
Produksi baterai saat ini dilakukan di Morowali Industrial Park (IMIP), Sulawesi Tengah. Dinyatakan, sudah ada beberapa investor yang masuk ke sana untuk membangun industri terkait.
Namun, dikatakan CEO PT IMIP Alexander Barus, pembangunan dan produksi baterai berjenis lithium ion di sana masih terhambat izin analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL).
Baca juga: Produksi Baterai Kendaraan Listrik Masih Tersendat AMDAL
"Adapun terkait perkembangan produksi baterai dan recycle-nya di Morowali, kini masuk tahap finalisasi AMDAL tanning. Ini termasuk dengan nikel dan sebagainya," lanjut Alexander.
Ia tak bisa memastikan waktu izin AMDAL tersebut bisa selesai. Tapi pihaknya bersama Kementerian terkait akan terus mengupayakan supaya program elektrifikasi bisa cepat terlaksana.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.