JAKARTA, KOMPAS.com - Ban memiliki fungsi yang sangat penting pada sepeda motor. Apalagi, untuk motor balap MotoGP. Ban berpengaruh besar terhadap performa motor. Namun, pembuatan ban MotoGP bisa dibilang sangat rumit.
Motor balap MotoGP sanggup melaju hingga lebih dari 360 kpj di trek lurus dan 100 kpj di tikungan. Dengan kondisi pemakaian yang ekstrem tersebut, butuh ban yang sanggup untuk bisa melibas itu semua dengan prima.
Baca juga: Swingarm Motor MotoGP Punya Pengaruh Besar pada Kemenangan
Michelin yang sudah beberapa tahun belakangan ini menjadi pemasok tunggal ban MotoGP membeberkan seberapa sulit memproduksi satu jenis karet bundar ini untuk motor balap. Semakin sulit karena satu jenis ban ini tidak boleh menguntungkan hanya satu pabrikan saja.
Piero Taramasso, Manager of Two-Wheel Michelin Motorsport, menjelaskan, bahwa ada banyak sekali aspek atau faktor yang harus diperhatikan untuk bisa menciptakan satu jenis ban untuk setiap motor MotoGP.
Untuk itu, Michelin dituntut untuk bisa memberikan yang terbaik untuk keenam pabrikan yang berbeda, mulai dari Honda, Yamaha, Suzuki, Ducati, KTM, dan Aprilia. Setiap motor juga memiliki karakter yang berbeda sesuai dengan pebalapnya.
Baca juga: Kamus MotoGP dan Istilah yang Sering Digunakan di Dunia Balap
"Hal pertama yang ingin kami lakukan saat masuk ke MotoGP adalah menciptakan ban berkualitas tinggi yang bisa dipakai semua pabrikan. Ban ini harus stabil dan mudah dipahami semua pebalap," kata Piero, seperti dikutip dari Speedweek.com.
Piero menjelaskan proses dari penciptaan ban motor MotoGP dimulai dari desain, lalu disimulasikan di komputer dengan program buatan Michelin. Selanjutnya, baru dites oleh para test rider di trek khusus pengetesan. Setelah itu, ban tersebut diserahkan lagi kepada para test rider MotoGP dari masing-masing pabrikan, seperti Stefan Bradl, Mika Kallio, Michele Pirro, dan lainnya.
Jika para test rider tersebut sudah merasa bannya bagus, barulah para pebalap MotoGP berkesempatan merasakan performanya. Lalu, Michelin akan mengumpulkan semua masukan dari para test rider dan pebalap.
"Kami mengumpulkan semua data dari semua pabrikan dan semua pebalap. Tapi pada akhirnya, Michelin tetap yang mengambil keputusan," ujar Piero.
Data yang didapat dari menggunakan ban di trek memang penting. Tapi, menurut Piero ada lagi yang tidak kalah penting, yaitu proses manufaktur dan material yang digunakan.
"Banyak sekali faktor yang terlibat ketika membuat ban baru. Bukan hanya sekedar pengetesan, kami menimbang semuannya, karena ban yang kami ciptakan bukan hanya untuk pabrikan atau pebalap tertentu," kata Piero.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.