Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kebiasaan Nyeleneh Bikers Indonesia Ketika Hujan

Kompas.com - 08/05/2020, 08:02 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Akhir-akhir ini hujan masih saja turun di daerah Jakarta dan sekitarnya. Untuk pengendara motor sebaiknya berhati-hati ketika berkendara di tengah guyuran hujan.

Namun, masih ada saja perilaku nyeleneh dan membahayakan ketika berkendara.

Setyo Suyarko, Trainer Yamaha Riding Academy On Road dan Off Road mengatakan ada lima kebiasaan nyeleneh atau salah saat riding di musim hujan. Sayangnya masih ada beberapa orang yang masih saja melakukannya.

Simak uraiannya berikut ini:

Baca juga: Mobil Kelamaan Nganggur di Garasi, Perlukah Aki Dicopot?

1. Tidak memakai sepatu

Pengendara di Indonesia ketika hujan banyak yang menggunakan sandal, bahkan yang paling parah tidak menggunakan alas kaki sama sekali.

“Pengendara motor tidak mau sepatunya menjadi basah, jadi mereka mengganti sepatunya dengan sandal atau ada juga yang nyeker,” kata Setyo kepada Kompas.com belum lama ini.

Jas hujan yang nyaman Motorcycle-jackets-rain Jas hujan yang nyaman

2. Tidak menutup kaca helm ketika melewati hujan

Masih ada pengendara yang tidak menutup kaca helmnya. Padahal kaca helm digunakan agar air hujan tidak mengganggu mata.

“Jika air masuk ke mata, pengendara jadi terganggu konsentrasinya dan bisa berbahaya,” ucapnya.

3. Kaki diangkat ketika melewati genangan

Kebiasaan ini biasanya dilakukan untuk menjaga kaki tetap kering ketika melewati genangan. Tentunya melakukan kebiasaan ini berbahaya, pengendara bisa kehilangan keseimbangan ketika mengangkat kakinya.

Baca juga: Beli Ban Mobil Sepasang, Baiknya Pasang di Depan atau Belakang?

4. Berhenti tiba-tiba untuk pakai jas hujan atau meneduh

Pengendara kadang ketika tiba-tiba turun hujan deras, biasanya langsung mengarahkan motornya ke kiri jalan. Beberapa pengendara tidak memerhatikan sekitar sehingga berbahaya untuk pengendara lain.

“Paling bahaya yang pas hujan besar langsung belok kiri tanpa liat spion atau menengok sebelah kirinya, hal tersebut bisa mengakibatkan kecelakaan jika pengendara di belakangnya tidak waspada.

Kendaraan bermotor menerobos banjir yang menggenangi kawasan Jalan Raya Pantura Kraton, Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (14/4/2020). Banjir sedalam satu meter yang hampir melumpuhkan Jalur Pantura tersebut terjadi akibat meluapnya Sungai Welang setelah diguyur hujan sejak Senin (13/4) malam.ANTARA FOTO/UMARUL FARUQ Kendaraan bermotor menerobos banjir yang menggenangi kawasan Jalan Raya Pantura Kraton, Pasuruan, Jawa Timur, Selasa (14/4/2020). Banjir sedalam satu meter yang hampir melumpuhkan Jalur Pantura tersebut terjadi akibat meluapnya Sungai Welang setelah diguyur hujan sejak Senin (13/4) malam.

5. Menerabas banjir

Karena terburu-buru, pengendara masih banyak yang menerabas banjir. Kebiasaan ini dikhawatirkan pengendara tidak mengetahui kedalaman dari banjir tersebut, jika memaksakan, motor bisa rusak atau pengendara dan motornya terjatuh ke lubang yang dalam.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau