Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemacetan Lalu Lintas DKI Jakarta Turun 46 Persen

Kompas.com - 23/03/2020, 08:32 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

Sumber TomTom

JAKARTA, KOMPAS.com - Imbauan pemerintah untuk membatasi aktifitas di luar rumah untuk menghindari penyebaran wabah virus corona (Covid-19) berdampak signifikan terhadap lalu lintas harian.

Berdasarkan data yang diolah TomTom Traffic Index, presentase pertambahan waktu di berbagai wilayah DKI Jakarta mengalami penurunan drastis, kecuali pada awal pekan.

Hal tersebut dihitung berdasarkan indeks kemacetan (congestion index) yang menggunakan skala presentase 0-100. Artinya, semakin tinggi indeks maka semakin macet perjalanan dari satu tempat ke tempat lain.

Baca juga: Pemerintah Mudahkan Pembiayaan Motor di Tengah Wabah Virus Corona

Suasana kepadatan di jalur Pantura Palimanan, saat kendaraan pemudik melintas di Cirebon, Jawa Barat, Minggu (9/6/2019). H+4 Lebaran yang jatuh pada Minggu (9/6) merupakan puncak arus balik jalur Pantura yang didominasi kendaraan sepeda motor.ANTARA FOTO/DEDHEZ ANGGARA Suasana kepadatan di jalur Pantura Palimanan, saat kendaraan pemudik melintas di Cirebon, Jawa Barat, Minggu (9/6/2019). H+4 Lebaran yang jatuh pada Minggu (9/6) merupakan puncak arus balik jalur Pantura yang didominasi kendaraan sepeda motor.

Sebagai contoh, perjalanan dari Palmerah Selatan, Jakarta Selatan menuju Mampang Prapatan, Jakarta Selatan waktu tempuh normalnya 30 menit. Jika indeks rata-rata wilayah adalah 20 persen, maka rumusnya 20/100 x 30 menit = 6 menit.

Jadi disimpulkan bahwa penambahan waktu yang dibutuhkan karena macet atau kepadatan kendaraan di Palmerah Selatan-Mampang Prapatan ialah 6 menit.

Lembaga Pemantau Kemacetan lalu Lintas TomTom mencatat kepadatan lalu lintas DKI Jakarta usai pembatasan aktifitas akibat ancaman virus corona turun hingga 46 persen.KOMPAS.com/Ruly Lembaga Pemantau Kemacetan lalu Lintas TomTom mencatat kepadatan lalu lintas DKI Jakarta usai pembatasan aktifitas akibat ancaman virus corona turun hingga 46 persen.

Grafik di atas menunjukkan pergerakan indeks kemacetan di Jakarta selama tujuh hari belakangan atau pascaimbauan work from home (pembatasan aktivitas) dibandingkan dengan rata-rata kemacetan harian di keadaan normal.

Terlihat bahwa sebelum adanya pembatasan, indeks kemacetan tertinggi pada jam-jam sibuk pagi dan sore atau pada rentang 49 persen ke 75 persen. Kemudian pada Senin (16/3/2020) atau hari pertama imbauan, ada sedikit pergerakan negatif walau tak terlalu signifikan.

Baca juga: 3 Motor Yamaha yang Gagal di Indonesia

Petugas kepolisian dari direktorat lalu lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya menyosialisasikan penerapan sistem tilang elektronik atau electronic traffic law enforcement (ETLE) untuk kendaraan roda dua atau motor di Simpang Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020). Untuk saat ini sistem ETLE untuk pengendara sepeda motor fokus pada penindakan tiga pelanggaran, yakni penggunaan helm, menerobos traffic light, dan melanggar marka jalan. Penerapan aturan tersebut telah resmi diberlakukan mulai Sabtu (1/2/2020).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas kepolisian dari direktorat lalu lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya menyosialisasikan penerapan sistem tilang elektronik atau electronic traffic law enforcement (ETLE) untuk kendaraan roda dua atau motor di Simpang Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (3/2/2020). Untuk saat ini sistem ETLE untuk pengendara sepeda motor fokus pada penindakan tiga pelanggaran, yakni penggunaan helm, menerobos traffic light, dan melanggar marka jalan. Penerapan aturan tersebut telah resmi diberlakukan mulai Sabtu (1/2/2020).

Tapi pada enam hari berselang, kemacetan terus mengalami penurunan signifikan hingga mencapai titik terendah yakni 36 persen sampai 46 persen. Hal ini terjadi di jam sibuk, baik pagi maupun sore.

Meski demikian, penurunan kemacetan di wilayah DKI Jakarta tidak lebih ekstrem dari Manlia, Filipina. Kota paling macet kedua di dunia tahun lalu ini rata-rata kemacetannya mencapai 117 persen. Namun usai dilakukan lockdown, terjadi penurunan hingga melebihi 60 persen.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau