Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjualan Mobil Turun, Kemenperin Singgung Dampak Virus Corona

Kompas.com - 16/03/2020, 14:23 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

PEKANBARU, KOMPAS.com - Pertumbuhan kendaraan bermotor roda empat di Indonesia pada periode Januari-Februari 2020 mengalami perlambatan.

Berdasarkan catatan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), selama awal tahun 2020 penjualan mobil dari pabrik ke diler atau wholesales nasional turun 2,4 persen dari Januari-Februari 2019.

Secara detail, pada tahun ini pabrikan mobil dalam negeri mampu menjual 159.997 unit kendaraan, sementara periode sama tahun lalu bisa mencapai 163.964 unit.

Baca juga: Mengapa Tempat Tidur untuk Sopir Bus Ada di Belakang?

 

Ilustrasi penjualan mobil.AUTONEWS Ilustrasi penjualan mobil.

Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin Putu Juli Ardika, mengatakan, pelemahan ini terjadi karena selama awal tahun ada berbagai pristiwa yang tak diharapkan. Misalnya, banjir, penurunan harga logistik, perang dagang, hingga wabah virus corona.

"Secara langsung dampaknya itu memang tak terlalu signifikan, tapi berpengaruh terhadap daya beli masyarakat. Apalagi saat ini virus corona masih mewabah," katanya kepada Kompas.com di Pekanbaru, Sumatera Timur, Sabtu (14/3/2020).

Putu berharap keadaan ini terus membaik khususnya terkait ancaman virus corona. Sebab, jika tetap berlanjut hingga periode hari raya lebaran maka pertumbuhan industri bisa terhambat.

"Semoga saja tidak berkepanjangan, pemerintah juga sudah punya berbagai instrumen untuk merangsang pertumbuhan dan menjaga produktivitas tetap optimal," ujar dia.

 Baca juga: Mobil dan Motor Modifikasi Bakal Punya Sertifikasi

Ilustrasi pameran otomotif MIAS www.topgear.com.ph Ilustrasi pameran otomotif MIAS

Satu di antaranya ialah dengan mengeluarkan kebijakan relaksasi pajak penghasilan (PPh) 22 impor terhadap 19 sektor industri, termasuk otomotif.

Relaksasi ini sebagai tindakan untuk mempermudah industri domestik mencari bahan baku ke negara lain akibat adanya virus corona (Covid-19).

"Sebesar 30 persen bahan baku yang dibutuhkan industri dalam negeri nasional itu berasal dari China. Sekarang industri harus melakukan corporate action untuk mencari alternatif negara mana saja yang bisa mereka dapatkan bahan baku untuk operasional masing-masing," ucap Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita di Jakarta, Jumat (13/3/2020).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau