JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan lalu lintas di Indonesia disebabkan oleh banyak faktor. Contoh, karena pengaruh alkohol, sakit, kurang konsentrasi, hingga pengemudi yang mengantuk.
Khusus untuk faktor sopir mengantuk, selain harus tidur cukup, hindari juga perut dalam kondisi kenyang. Sebab, jika makan berlebih, bisa menyebabkan kadar gula naik, dan jumlah kalori meningkat sehingga rasa kantuk bisa datang.
Baca juga: Pemanasan, MG Bakal Jual 50 Unit LSUV di Indonesia
Sony Susmana selaku Training Director Safety Defensive Consultant mengatakan, sangat tidak disarankan menyetir sehabis makan, apalagi akan menempuh jarak yang cukup jauh, sebab bisa berbahaya bagi pengemudi maupun penumpang.
“Ketika pengemudi mengonsumsi makanan, ahli kesehatan mengatakan yang bekerja setelah makan adalah otak perut yang bertugas mencerna makanan, yaitu hampir 80 persen,” ujar Sony ketika dihubungi KOMPAS.com, Senin (17/2/2020).
Baca juga: Kupas Fitur pada Interior Kia Rio Facelift
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Dr.Daniel Bramantyo, Dokter Umum Pertamina Bina Medika. Ada beberapa faktor tambahan yang membuat pengemudi mengantuk sehabis makan, yang pertama, yaitu pola hidup, kedua makanan yang dikonsumsi.
“Pola hidup seperti sering mengonsumsi alkohol, merokok, kurang istirahat, bisa menjadi penyebab manusia akan lebih cepat lelah dan mengantuk,” ujar Daniel kepada KOMPAS.com di Jakarta, Selasa (18/02/2020).
Selain itu makanan yang mengandung protein yang tinggi juga membuat cepat kantuk. Menurut dia, makanan tinggi protein terutama asam amino triptofan (seperti susu dan telur) akan memproduksi hormon serotin yang membuat tubuh relaksasi, jadi menimbulkan rasa kantuk.
Baik Sony maupun Daniel menyarankan, sebaiknya memberi waktu sekitar 45 menit hingga satu jam setelah makan baru mulai lagi mengemudi, agar aman dan selamat.
"Tujuannya agar otot perut bekerja setelah makan, agar pencernaan lancar sebelum beraktivitas, baru kemudian melanjutkan perjalanan,” ujar Sony.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.