Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Perbedaan 4 Jenis Transmisi Matik pada Mobil

Kompas.com - 11/02/2020, 10:32 WIB
Stanly Ravel,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil keluaran baru rata-rata sudah dilengkapi dengan pilihan transmisi otomatis. Tapi bicara soal jenis transmisi matik, ternyata ada banyak macamnya.

Untuk di Indonesia sendiri, perkembangan transmisi otomatis ternyata cukup pesat. Boleh dibilang rata-rata pembeli mobil baru selalu mencari model transmisi otomatis.

Lantas ada berapa jenis transmisi matik sebenarnya. Menjawab hal ini, Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel spesialis Worner Matic, mengatakan pada umumnya di Tanah Air ada tiga jenis transmisi yang dikenal.

Baca juga: Salah Kaprah Fungsi Tombol Overdrive di Mobil Transmisi Matik

Mulai dari transmisi AT konvensional atau Hydraulic Automatic Transmission, Continuous Variable Transmission alias CVT, dan Dual Clutch Transmission (DCT).

Toyota Avanza Veloz FaceliftKOMPAS.com / Aditya Maulana Toyota Avanza Veloz Facelift

"Sebenarnya ada beberapa, tapi ketiga itu yang paling umum digunakan sejumlah merek mobil yang ada di Indonesia. Pada dasarnya semua itu otomatis cuma teknis kerja dan teknologinya saja yang membedakan," kata Hermas saat dihubungi Kompas.com, Senin (10/2/2020).

Untuk transmisi matik konvensional atau AT, cara kerjanya menggunakan torque converter yang mengubah tenaga mekanis dari mesin menjadi energi kinetis dan menyalurkannya kepada driveshaft.

Hermas mengatakan jenis transmisi ini paling umum digunakan, salah satunya seperti pada MPV sejuta umat, yakni Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia.

Baca juga: Posisi Gigi Mobil Transmisi Matik di Lampu Merah, Pakai D atau N?

Sementara jenis transmisi CVT, proses perpindahan tersebut dihasilkan dari perubahan diameter sepasang puli atau dikenal dengan drive dan driven pulley yang mengikuti putaran mesin mobil lalu disambungkan dengan belt atau sabuk baja.

Wuling Cortez 1.5L Turbo CVT Wuling Cortez 1.5L Turbo CVT

Transmisi CVT terkenal dengan kelebihannya, seperti perpindahan yang smooth tanpa hentakan. Selain itu, karena rasio transmisi terus berubah, maka CVT mampu menyesuaikan agar kerja mesin menjadi lebih sigap dan ringgan, yang diklaim berimbas pada efesiensi bahan bakar.

Pada umumunya, mobil dengan transmisi CVT memiliki harga jual yang lebih tinggi dibandingkan matik konvensional. Beberapa yang sudah mengadopsi CVT, seperti Toyota Yaris, Honda Brio, Honda Jazz, dan lain sebagainya.

Ilustrasi mekanisme CVTwww.aamco.com Ilustrasi mekanisme CVT

Untuk transmisi DCT, sebenarnya berupa transmisi manual yang mekanis kerja pedal koplingnya diganti menjadi otomatis. Bisa dibilang DCT adalah transmisi manual yang diotomatiskan.

Sesuai namanya, DCT bekerja menggunakan dua buah kopling ganda yang dikendalikan oleh komputer. Kopling ganda itu berfungsi atas gigi transmisi yang berbeda yakni genap dan ganjil.

Baca juga: Mengenal Transmisi DCT Kia Seltos, Benarkah Sering Bermasalah?

"Sebenarnya semua jenis transmisi matik saat ini sudah diatur melakui sistem komputerisasi, dengan demikian tiap perpindahan gigi itu sudah ada ritmennya. Sistem akan membaca kebutuhan pengendara, sehingga memang hasil tiap perpindahannya lebih persisi," ujar Hermas.

Ilustrasi transmisi AMTwww.zf.com Ilustrasi transmisi AMT

Bila dijabarkan lebih lanjut, sebenarnya selain transmisi AT, DCT, dan CVT, masih ada transmisi Automated Manual Transmission alias AMT. Jenis transmisi ini sebenarnya manual dan matik yang kerja dari manualnya telah dikendalikan secara otomatis melalui akuator.

Secara populasi, merek mobil yang menggunakan jenis transmisi ini memang tidak banyak lantaran penggunanya merasa tidak nyaman akibat adanya hentakan yang cukup terasa ketika menggunakannya. Salah satu mobil yang sampai saat ini masih mengaplikasi ini adalah Suzuki Ignis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau