JAKARTA, KOMPAS.com – Transmisi otomatis lebih mudah dan praktis dioperasikan dibanding transmisi manual. Meski begitu, bukan berarti jenis transmisi ini bebas dari masalah.
Rembesnya oli dari sistem transmisi jadi salah satu pemicu kerusakan jika terus didiamkan. Pemilik kendaraan wajib lebih waspada jika mendapati hal ini pada kendaraan kesayangan.
Hermas Efendi Prabowo, pemilik bengkel spesialis Worner Matic, mengatakan kurangnya oli transmisi dapat menyebabkan masalah yang serius. Mulai dari kinerja yang bermasalah hingga rusaknya komponen penting.
Baca juga: Ini Akibatnya Jika Jarang Pakai Kick Starter pada Motor Matik
“Masalah paling serius bisa sampai merusak sabuk baja pada transmsi CVT atau kerusakan roda gigi pada transmisi konvensional,” ucapnya kepada Kompas.com (25/1/2020).
Padahal oli transmisi punya peran penting dalam sistem kerja transmisi. Menurut Hermas, oli tidak hanya bekerja sebagai pelumas, tapi juga mendukung perpindahan gigi, khususnya pada transmisi dengan torque converter.
“Kalau rembes atau bocor didiamkan dalam waktu lama pasti akan mengurangi performa transmisi, roda-roda giginya juga bisa aus dan rusak,” kata Hermas.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Ban Mobil Harus Istirahat saat Perjalanan Jauh?
Sedangkan pada transmisi CVT, jika sabuk baja sebagai penerus putaran mesin tidak mendapat pelumasan oli dengan baik efeknya bisa sampai putus.
“Harusnya sabuk baja itu terendam oli, kalau terus bergesek tanpa oli pasti berbahaya. Sementara untuk transmisi konvensional bisa menyebabkan gigi gagal berpindah karena tidak ada tekanan yang kuat dari oli,” ujar Hermas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.