JAKARTA, KOMPAS.com – Belakangan kecelakaan truk sering terjadi di Indonesia. Paling terakhir sebuah truk kontainer terguling di rest area Km 97 tol Cipularang, beruntung tidak ada korban jiwa, namun sebanyak 7 mobil rusak karena tertimpa truk tersebut.
Selain faktor teknis kendaraan, kecelakaan biasanya terjadi karena human error. Misalnya, pengemudi yang mengantuk jadi salah satu penyumbang terbesar kecelakaan di jalan.
Darmaningtyas, Ketua Institut Studi Transportasi (Instran), mengatakan faktor kelalaian manusia sebetulnya bisa ditekan jika lembaga pengawasan berjalan sesuai dengan fungsinya.
Baca juga: Daftar Merek Mobil yang Harga Bekasnya Jatuh
“Kecelakaan truk sering terjadi karena di negara kita relatif lemah pengawasannya,” ujar Darmaningtyas kepada Kompas.com (20/1/2020).
“Sering terjadi sopir tidak memiliki SIM atau masih di bawah umur. Biasanya sebelumnya mereka ini tidak lolos dari sopir bus, itu karena mereka tidak punya kompetensi,” ujarnya kepada Kompas.com (20/1/2020).
Menurutnya, perlu sanksi tegas seperti pemecatan sopir atau denda kepada pengusaha truk yang mengalami pelanggaran lalu lintas atau kecelakaan di jalan.
“Saya kira itu perlu ditindak, selama ini kan tidak pernah ada sanksi efek jera untuk pengusaha dan pengemudi. Begitu juga penyewa yang kerap menggunakan armada hingga overload. Kalau perlu Pemda sekalian, karena mereka yang mengeluarkan uji KIR,” kata Darmaningtyas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.