Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Kecelakaan, Sopir Wajib Cek Kondisi Ban dan Rem Kendaraan

Kompas.com - 18/09/2019, 07:02 WIB
Aditya Maulana

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan lalu lintas terutama yang melibatkan truk, dan bus belakangan ini sering terjadi. Bahkan, selalu merenggut korban jiwa berjumlah banyak, terakhir terjadi di Lampung dengan total delapan orang meninggal dunia.

Oleh sebab itu, tidak ada salahnya para pengemudi terutama sopir truk dan bus untuk lebih mengutamakan keselamatan di jalan raya. Setidaknya, mengantisipasi terjadi kecelakaan bisa dengan cara mengecek kondisi kendaraan sebelum mulai jalan.

Baca juga: Belajar Dari Kecelakaan Tol Jagorawi, Begini Antisipasi Ban Pecah

Isdanarto, Competence Development Head PT Wahana Inti Selaras (Volvo Trucks Indonesia), yang sering memberikan pelatihan kompetensi berkendara kepada para sopir truk, mengatakan kecelakaan bisa terjadi karena abai melakukan inspeksi harian.

Truk yang sebabkan tabrakan beruntun di Cipularang Truk yang sebabkan tabrakan beruntun di Cipularang

“Di tempat kami hal itu menjadi faktor penilaian penting. Inspeksi harian misalnya mengecek lampu-lampu, kelengkapan surat-surat berkendara, rem dan ban, semua dicek secara kasat mata,” ujarnya saat ditemui Kompas.com belum lama ini.

Baca juga: Dua Penyakit yang Jadi Sebab Utama Pecah Ban di Jalan

Isdanarto melanjutkan, melakukan pengecekan pada bagian kaki-kaki juga menjadi salah satu hal terpenting, sebab menurut dia banyak sekali kasus kecelakaan truk karena rem blong atau ban pecah.

Ilustrasi pecah ban: Kecelakaan tunggal di Tol Jagorawi, Minggu (15/9/2019), karena mobil mengalami pecah ban.Shutterstock Ilustrasi pecah ban: Kecelakaan tunggal di Tol Jagorawi, Minggu (15/9/2019), karena mobil mengalami pecah ban.

“Pengecekan rem dengan melihat kampas rem sudah tipis atau belum, kalau sudah tentu harus segera diganti. Sementara pengecekan ban paling mudah dengan selalu memantau tekanan angin sesuai anjuran,” ucap Isdanarto.

Suasana sejumlah kendaraan yang terlibat pada kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92 Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/9/2019). Kecelakaan tersebut melibatkan sekitar 20 kendaraan yang mengakibatkan korban 25 orang luka ringan, empat orang luka berat dan delapan orang meninggal dunia.ANTARA FOTO/MUHAMAD IBNU CHAZAR Suasana sejumlah kendaraan yang terlibat pada kecelakaan beruntun di Tol Cipularang KM 92 Purwakarta, Jawa Barat, Senin (2/9/2019). Kecelakaan tersebut melibatkan sekitar 20 kendaraan yang mengakibatkan korban 25 orang luka ringan, empat orang luka berat dan delapan orang meninggal dunia.

Menurut dia, kejadian pecah ban biasanya terjadi karena faktor ban kurang tekanan udara.

Selain itu, penting juga melihat kembangan pada alur ban itu sendiri. Apabila sudah tipis, tentu wajib dilakukan penggantian, demi keamanan dan keselamatan bersama.

Baca juga: Ban Pecah Karena Kurang Udara, Bukan Kelebihan Udara

“Ban truk umumnya diganti setiap tiga bulan sekali, hal ini dipengaruhi muatan, permukaan jalan yang dilalui juga pengaruh sekali. Kalau di on road usia ban bisa sampai 80.000 Km, itu kalau jalan setiap hari selama tiga bulan,” kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau