Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 17/09/2019, 13:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.comPecah ban merupakan kejadian berbahaya bagi pengemudi di jalan. Efek hilangnya tekanan pada roda kendaraan ini dapat berimbas pada kecelakaan fatal.

Ada banyak sebab yang membuat pecah ban, misalnya menginjak sesuatu yang tajam di jalan. Namun salah satu yang paling banyak terjadi adalah karena kurangnya tekanan angin pada ban.

Fachrul Rozi, Customer Engineering Support PT Michelin Indonesia, berujar jika tekanan angin yang kurang membuat kawat di dinding ban mengalami stress. Dalam hal ini, dinding ban yang berfungsi sebagai penahan utama bobot mobil ke jalan, tidak mampu lagi bekerja dengan baik.

Baca juga: Duduk Perkara Kecelakaan Tol Jogorawi, Hendak ke Gereja dan Mobil Pecah Ban Belakang

Kecelakaan tunggal di Tol Jagorawi KM 36+600, Sentul, Kabupaten Bogor, sebabkam tiga orang tewas, Minggu (15/9/2019).Dokumentasi Humas Jasa Marga Kecelakaan tunggal di Tol Jagorawi KM 36+600, Sentul, Kabupaten Bogor, sebabkam tiga orang tewas, Minggu (15/9/2019).

“Kalau sudah terus-terusan seperti ini, kawat bisa putus, hingga membuat dinding ban sobek. Apalagi saat berjalan, ban cenderung menjadi panas,” ujarnya kepada Kompas.com (17/9/2019).

Oleh karena itu, ia mengingatkan pentingnya menjaga kondisi tekanan angin sesuai tire placard yang terletak di bagian pintu mobil atau pilar B. Menurutnya lebih baik kelebihan daripada kekurangan tekanan angin.

Rozi mengilustrasikan, kondisi tekanan angin yang harusnya diisi 32 psi, namun diisi 35 psi dinilai lebih aman. Ketimbang yang harusnya 32 psi, tapi hanya diisi 25 psi.

Baca juga: Panik Saat Ban Pecah, Lebih Baik Tambah Gas Ketimbang Injak Rem

Pentingnya mengecek tekanan udara ban mobil Pentingnya mengecek tekanan udara ban mobil

Selain itu, banyak kejadian pecah ban juga disebabkan karena sisa tambalan yang lama kelamaan justru merusak ban itu sendiri. Contohnya, sela-sela tambalan dapat kemasukan air hingga mengakibatkan karat pada kawat di dalam ban.

“Banyak masyarakat kita yang menggunakan tambal ban cacing atau yang model ditusuk dari luar. Ini sebetulnya hanya untuk sementara, kalau dipakai terus menerus efeknya membuat karat dan berujung pecah ban,” katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke