JAKARTA, KOMPAS.com – Tak bisa dipungkiri, perkembangan kendaraan listrik pada saatnya bakal mengeliminasi beberapa komponen yang sudah tidak dibutuhkan.
Misalnya pada mesin bakar internal, komponennya lebih banyak dan kompleks. Sementara kendaraan listrik hanya terdiri dari motor elektrik dan baterai.
Hal ini tentu bakal berimbas pada tutupnya sejumlah pabrik penyedia komponen di dalam negeri. Gabungan Industri Alat Mobil dan Motor (GIAMM) memprediksi bakal ada pengurangan volume produksi komponen, jika kendaraan listrik mulai terserap di pasar.
Baca juga: Ratusan Truk Terjaring Operasi ODOL Cipularang
Hadi Suryadipraja, Sekretaris Jenderal GIAMM, saat berbincang dengan wartawan di Jakarta (11/9/2019), mengatakan jika jumlah anggota yang memproduksi komponen untuk mesin bakal berkurang hingga 30 persen.
“Komponennya akan berbeda, tidak semua bisa dipakai. Misalnya saja kendaraan listrik tidak memakai oli,” ujarnya
Baca juga: Diproduksi Lokal, Komponen Esemka dan Produk Jepang Sama Baiknya
Sementara itu Rosalina Faried, Ketua Umum Perkumpulan Industri Kecil dan Menengah Komponen Otomotif (PIKKO), berujar bahwa pihaknya tidak begitu terkena dampak dari perkembangan kendaraan listrik.
Sebab, anggota-anggota PIKKO lebih fokus memproduksi komponen dengan teknologi menengah ke bawah. Bukan seperti GIAMM yang memproduksi suku cadang mesin bakar internal. Namun begitu, ada beberapa komponen terurai yang dibutuhkan anggota GIAMM dari PIKKO.
“Misalnya knalpot kan terdiri dari beberapa beberapa komponen terurai, itu salah satu komponennya anggota kami yang produksi,” kata Rosalina dalam kesempatan yang sama.
Baca juga: Tanpa Pabrik Baterai, Proyek Kendaraan Listrik Bisa Terhambat
Sedangkan Kementerian Perindustrian memperkirakan industri komponen otomotif bisa melakukan transisi untuk memproduksi komponen bagi kendaraan listrik secara bertahap. Dengan rencana dibangunnya pabrik baterai, akan turut meningkatkan investasi ekosistem industri kendaraan listrik.
“Nanti pelan-pelan akan dibuat di dalam negeri juga, jadi mereka ini akan transisi,” imbuh Putu Juli Ardika, Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (Imatap) Kemenperin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.