JAKARTA, KOMPAS.com - Bahan bakar beroktan 92 ke bawah seperti Premium, Pertalite, Solar, dan Dexlite, disebut sebagai salah satu penyebab kualitas udara di DKI Jakarta kian memburuk .
Oleh sebab itu, Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin, menyarankan pemerintah untuk menghentikan produksi dan penjualannya saja, supaya gas emisi yang dikeluarkan kendaraan ramah lingkungan.
Namun, Ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Johannes Nangoi menyatakan, sejatinya penyebab gas buang pada kendaraan atau emisi buruk bukan hanya karena bahan bakar berkualitas rendah.
"Tetapi juga karena perawatan kendaraan tersebut, di samping kendaraan yang dikeluarkan pabrikan sudah sesuai dengan aturan pemerintah dan penggunaan bahan bakar sesuai dengan rekomendasi pabrikan," katanya kepada Kompas.com di Jakarta, belum lama ini di Jakarta.
Baca juga: Korelasi BBM Oktan Rendah dengan Pencemaran Udara
Pada kesempatan terpisah, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana juga menyatakan, akan percuma menggunakan kualitas bahan bakar yang baik jika kendaraan tidak dirawat secara baik pula.
"Sebaik-baiknya BBM yang digunakan tidak ada gunanya kalau sistem pembakaran kendaraan sudah jelek. Kesadaran pemilik kendaraan di Indonesia untuk melakukan perawatan rutin ke diler resmi masih rendah, khususnya bagi sepeda motor," kata dia, Jakarta, Senin (19/8/2019).
Baca juga: 4 Jenis BBM yang Harus Dihapus Pemerintah
Selain itu, sering ganti-ganti bahan bakar kendaraan dengan tingkat oktan berbeda juga membuat pembakaran tidak sempurna. Sebab, tangki menjadi kotor. Jika sudah seperti ini, Technical Support Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi menyarankan agar tangki BBM kendaraan dikuras.
"Jika seringnya kendaraan diberi bahan bakar oktan yang lebih rendah dari standar (dan gonta-ganti), pembakaran akan kurang sempurna. Jadi, akan ada partikel-partikel gas buang yang menjadi diluar standar pula," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.