JAKARTA,KOMPAS.com - Selain mobil baru, tren pasar mobil bekas memasuki semester kedua 2018 juga diklaim masih cukup baik. Meski secara pertumbuhan tidak secepat mobil baru, namun sejak akhir Juli 2018 pergerakannya mulai terasa.
Beberapa pedagang mobil bekas mengatakan hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor, mulai dari efek kuatnya dollar Amerika Serikat, anak sekolah, sampai yang paling berperan adalah adanya kebijakan perluasan ganjil-genap Asian Games 2018.
"Kalau dilihat dari tren, mobil kecil seperti city car dan low cost green car (LCGC) itu mulai naik dari akhir Juli lalu. Mungkin karena masalah keterbatasan dana, karena habis Lebaran kemarin anak sekolah masuk ajaran baru, jadi orang tua harus spending lebih besar," ucap Teddy pemilik showroom mobkas d MGK, Kemayoraan saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (27/8/2018).
Baca juga: Komentar Pedagang Mobil Bekas soal DP 0 Persen
Teddy menjelaskan karena masalah anggaran yang besar, kebanyakan orang yang saat awal berencana membeli mobil baru akhirnya beralih cari mobil bekas yang sesuai dengan kemampuannya. Dari sisi segmen, mayoritas yang membeli mobil bekas juga tidak tunai namun melalui kredit.
Kondisi ini juga disampaikan oleh Ridwan pedagang mobil bekas di Kawasan Pisangan, Jakarta Timur. Ridwan menjelaskan selain dari keterbatasan anggaran, faktor pendukung naiknya tren penjualan mobil bekas juga akibat pemberlakuan perluasan ganjil-genap.
Baca juga: Pedagang Mobkas Sediakan Layanan Ganti Nopol Kendaraan
Business Development Manager Auto Value Suzuki Indomobil Sales (SIS) Hendro Kaligis, menjelaskan, selain karena efek ganjil-genap, sebenarnya ada beberapa faktor yang membuat penjualan mobil bekas mulai tumbuh, yakni proses approval yang semakin ketat dari pihak pendanaan.
"Sebagian konsumen memang ada yang spesifik mencari pelat nomor tertentu untuk membedakan mobil yang sudah dimilikinya, tapi tidak dominan. Menurut saya pengaruhnya karena faktor approval yang ketat, jadi bikin masyarakat tidak memaksakan beli mobil baru dan beralih cari mobil bekas sesuai kemampuan," katanya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.