Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suzuki Thunder "Chopper 70s" Jadi Motor Kustom Terbaik di Bali

Kompas.com - 27/08/2018, 11:42 WIB
Stanly Ravel,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suzuki Thunder 250 milik Hendra Prasetya, didapuk sebagai sepeda motor kustom terbaik dalam gelaran Suryanation Motorland 2018 yang dihelat di Denpasar, Sabtu (25/8/2018). Motor garapan Suhenk Garage, yang merupakan builder lokal ini, datang dengan sajian Chopper bergaya 1970-an.

Selain bermodalkan konsep, detail dan finishing pengerjaan yang rapi. Tidak heran bila para juri memilih motor berkubikasi 250 cc ini sebagai wakil dari Denpasar untuk maju bertarung di final Suryanation Motorland yang digelar di Surabaya pada September mendatang.

Menurut Hendra, motor tersebut dikerjakan hanya dalam waktu dua bulan, dan dia pun benar-benar tak menyangkan bisa terpilih menjadi karya terbaik Suryanation versi regional.

Baca juga: Perang Motor Kustom Hadir di Pulau Dewata


"Tidak menyangkan akan menjadi pemenang. Perasaan bercampur antara senang dan tidak percaya, saya berkarya sesuai keinginan hati dan mendapat hasil memuasakan. Proses pengerjaan dua bulan dan saya kerjakan bersama Suhenk Garage," ucap Hendra.

Melihat dari konsepnya, bisa dipastikan tak ada lagi yang tampilan standar dari Thunder 250 yang tersisa. Hampir semua sektor dominasi oleh pengerjaan tangan, satu-satunya yang tersisa sebagai indentitas bahwa motor ini adalah Suzuki Thunder hanya tampilan mesinnya saja.

Suzuki Thunder bergaya Chopper 70sSuryanation Suzuki Thunder bergaya Chopper 70s

Rangkan standar sudah diganti dengan "tongkrongan" khas Chopper yang landai. Bukan hanya itu, mulai dari tangki sampai konstruksi kaki-kaki juga digarap sendiri tanpa menggandalkan barang copotan atau produk aftermarket.

Baca juga: Motor Stok Lawas, Sabet Juara Modifikasi di Semarang


Sok depan model springer dan lekukan setang dengan dimensi yang mini, mewakili tampilan Chopper lawas. Makin kental lagi dengan hadirnya dua headlamp bundar serta sistem perpindahan gigi yang dibuat menggunakan gagang perseneling.

Kesan old school juga makin kental berkat penggunaan pelek jari-jari. Sementaran pada bagian belakang dibuat tanpa menggunakan peredam kejut karena mengusung sasis rigid.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau