Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ide Mobnas Jilid II Mahathir Mendapat Respons Negatif

Kompas.com - 23/07/2018, 08:22 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com – Kegagalan mobil nasional (mobnas) Proton, nampaknya membuat rakyat Malaysia pesimistis dan trauma. Pasalnya, ide untuk membuat mobnas kedua tak mendapatkan respons baik.

Adalah Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad yang membuka perbincangannya soal rencana mobnas penerus Proton. Namun, dirinya mengutarakan kekecewaan, lantaran idenya tersebut belum diterima dengan baik oleh masyarakat Malaysia.

Mengutip ChannelnewsAsia, Minggu (22/7/2018), Mahathir mengatakan, kalau dirinya mendapat kabar, di mana tak seorang pun ingin melihat mobil nasional lain yang dikembangkan, karena sebagian besar orang menganggap “cukup” dengan Proton, yang telah dianggap gagal.

Pada unggahan di blognya, Mahathir mengutarakannya dengan bahasa sindiran, "Kami (Malaysia) tidak memenuhi syarat dan tidak mampu memiliki industri otomotif.”

Baca juga: Mahathir Mohamad Tak Setuju Proton Dijual

Presiden Jokowi dan Chairman Proton Mahathir Mohammad saat berkunjung di pabrik Proton seperti foto yang dimuat di Bernama.com (5/2/2014).Bernama.com Presiden Jokowi dan Chairman Proton Mahathir Mohammad saat berkunjung di pabrik Proton seperti foto yang dimuat di Bernama.com (5/2/2014).

Masyarakat Malaysia, kata Mahathir, bersedia membeli mobil impor, termasuk dari China, dan juga memperoleh mobil buatan Jepang dan Jerman, terutama mereka yang mampu membelinya.

"Saya masih ingat mobil Jepang setelah perang. Sebagai pengguna, jika kita menggores dengan kuku jari kita, kita akan melihat produk yang dibuat dari kaleng Milo, tetapi dari mobil-mobil tersebut kemudian datang berbagai model, seperti Toyota, Nissan dan Suzuki yang sekarang kami gunakan,” tutur Mahathir.

Baca juga: Proton Dijual, Beban Pemerintah Malaysia Berkurang

“Tentu ini tidak akan terjadi dengan Malaysia. Mobil kami akan selalu dibuat dari kaleng Milo selamanya," ucap Mahathir.

Penggagas mobnas Proton tersebut mengatakan, pasar negara itu sekarang penuh dengan mobil impor, dari yang berkualitas bagus sampai yang berjenis kaleng Milo.

"Diproduksi oleh perusahaan raksasa, mereka memonopoli pasar mobil Malaysia sehingga memakamkan Proton. Pada akhirnya, Proton dijual kepada orang asing. Tidak ada lagi mobil nasional, tidak ada lagi industri otomotif. Pekerja, insinyur, manajer juga kehilangan pekerjaan. Semuanya menurun,” kata Mahathir.

"Malaysia menjadi negara konsumen, negara petani padi, memancing. Tidak apa-apa. Ini yang kami inginkan dan ini yang kami dapatkan. Lupakan saja Visi 2020," ujar Mahathir.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau