MALANG, KOMPAS.com - Nilai tukar rupiah pada Senin (7/5/2018) mencapai Rp 14.000 per dollar Amerika Serikat (AS). Kondisi tersebut ternyata sama sekali tidak berpengaruh pada BMW sebagai merek otomotif asal Jerman.
Terutama, dalam menaikan harga jual mobil, hingga bisnis secara keseluruhan BMW di Tanah Air. Sehingga, meski dollar AS naik, banderol BMW tidak akan ikut naik.
"Untuk semua model, karena kami bukan berpatokan pada dollar AS, tetapi mata uang euro," ucap Vice President Director Corporate Communication BMW Group Indonesia Jodie O'tania di Bromo, Jawa Timur, Selasa (8/5/2018).
Jodie melanjutkan, faktor dalam menaikan harga juga bukan semata-mata karena nilai tukar uang, tetapi banyak hal lain. Sehingga, dia menjamin konsumen tidak perlu khawatir akan ada kenaikan banderol BMW dalam waktu dekat ini, apalagi efek dollar AS tembus Rp 14.000.
Baca juga: BMW X3 Mulai Unjuk Gigi
"Mungkin merek lain yang akan berpengaruh tetapi buat kita sama sekali tidak. Banyak faktornya juga, apalagi ketika dollar AS ini naik, mata uang euro justru turun," ucap Jodie.
Melemahnya rupiah terhadap dollar AS itu sendiri, terjadi akibat situasi pasar yang sedang melakukan penyesuaian terhadap perubahan kebijakan oleh Pemerintah AS.
Bahkan, menurut analisis diperkirakan pelemahan rupiah ini akan berlanjut selama sepekan ini, bahkan berpotensi sampai akhir Mei 2018 ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.