Surabaya, KOMPAS.com – Mobil-mobil merek BMW yang beredar di Indonesia tidak semua berasal dari Agen Tunggal Pemegang Merek, BMW Group Indonesia. Sebagian kecil masuk ke dalam negeri lewat jalur importir umum.
Masalah di lapangan, tidak semua importir umum kuat soal layanan purna jual. Akibatnya ada konsumen yang terbengkalai, misalnya karena tidak bisa mendapat perbaikan mobil, membeli suku cadang yang dibutuhkan, atau jenis layanan kepemilikan mobil lainnya.
Vice President of Corporate Communications BMW Group Indonesia Jodie O'tania menceritakan ada kejadian saat pemilik mobil BMW dari importir umum namun mencari layanan ke bengkel resmi BMW Indonesia. Cerita lainnya, ketika terjadi keadaan darurat, yang dihubungi konsumen adalah pihak BMW Indonesia.
Mobil-mobil dari importir umum tidak terdaftar di BMW Indonesia. Selain itu, karena negara asal impor mobil bisa dari mana saja, kerap spesifikasinya tidak sesuai dengan kondisi dalam negeri. Hal itu bisa menyulitkan layanan servis di bengkel resmi.
“Kami tidak bisa mendukung apapun yang dilakukan importir umum, tapi yang bisa kami dukung adalah konsumennya. Kalau terjadi apa-apa pada BMW yang mereka beli dari importir umum, tidak mungkin kami bilang tidak bisa, kami akan bantu menangani masalahnya,” kata Jodie, di Semarang, Selasa (13/3/2018).
Baca: Bila Pajak Sedan Turun, BMW Belum Tentu Makin Murah
Kesimpulannya, bengkel resmi BMW di Indonesia menerima mobil konsumen importir umum. Walau begitu konsumen mesti sabar sebab BMW Indonesia mungkin butuh waktu mempelajari apa saja kebutuhannya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.