Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Radityo Wicaksono
Master of Engineering, Pencinta F1 dan Penggiat Blog

Full time Aircraft Performance Engineer di Garuda Indonesia & Part-time kolumnis dan narasumber Motorsport (Formula 1, Formula 2 dan Formula E)
Magister Teknik Mesin (INSA Strasbourg, Perancis) & Magister Manajemen (Universitas Pelita Harapan)

kolom

Formula E, Sang Juru Selamat Dunia Motorsport

Kompas.com - 20/01/2018, 11:02 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAgung Kurniawan


KOMPAS.com
– Dunia balap (motorsport) saat ini masih mengandalkan bahan bakar bensin dan mesin konvensional sebagai modal utama. Tapi, sumber daya alam di bumi tidak akan tersedia untuk selamanya. Ketika waktunya tiba, motorsport bakal terancam keberadannya, jika tak mengembangkan teknologi alternatif.

Mesin mobil balap yang masih mengandalkan teknologi internal combustion engine (ICE) juga menghasilkan racun emisi karbon yang signifikan dan berbahaya bagi kelestarian bumi di masa depan. Alasan ini juga yang mendorong stake holder di dunia balap untuk mengambil langkah kongkret, yakni mulai mengembangkan teknologi transportasi dengan energi berkelanjutan, seperti mobil listrik dan hidrogen.

FIA sebagai lembaga dunia balap internasional kemudian menyelenggarakan kejuaraan dunia balapan mobil listrik, yaitu Formula E, sejak 2014. Mungkin ada sedikit persepsi negatif tentang balapan ini, seperti suara khas dan kecepatan yang  tidak se-spekatkuler ajang F1. Di sisi lain, banyak hal lain yang mungkin bisa dipelajari dari Formula E. Bahkan, juga ada yang berpendapat kalau teknologi ini merupakan penyelamat bagi dunia motorsport di masa depan.

Karakter mobil Formula E

Dari segi aerodinamika dan sasis, mobil Formula E tidak serumit Formula 1. Keduanya sudah standar dan dipasok oleh Dallara, dengan teknologi baterai yang dikembangkan Williams Advanced Engineering.

Baterai yang dipasok Williams bertipe lithium ion battery berkapasitas 28kWh. Setiap mobil Formula E dapat menghasilkan tenaga maksimal 200 kW pada babak kualifikasi dan sekitar 150 kW saat balapan untuk mencapai top speed sekitar 225 kpj. Prioritas utama FIA adalah pengembangan electrical powertrain.

Electrical Powertrain, punya beberapa komponen di dalamnya. Masing-masing punya tugas dan fungsi masing-masing, menjamin seluruh rangkaian berjalan dengan normal. Untuk lebih jelasnya, simak penjelasan komponen yang terkandung di dalamnya, berikut ini:

  1. A.      eMotor

eMotor mempunyai fungsi utama mengonversikan tenaga listrik dari baterai menjadi daya mekanik untuk menggerakan roda belakang. Jenis mesin elektrik yang digunakan di sini, berjenis tiga fase berfungsi dengan arus bolak-balik (AC current).

eMotor sendiri dibuat dari rotor yang berputar, di dalamnya ada stator juga berputar. Putaran itu terjadi karena medan elektromagnetik akibat arus bolak-balik.

FIA membiarkan setiap tim untuk mengembangkan eMotor mereka sendiri semenjak musim kedua. Pada musim pertama, eMotor yang dipasok McLaren Applied Technology merupakan jenis single yang dipasang secara membujur. Pada musim kedua, beberapa variasi electric power train mulai terlihat.

Setiap tim bermain dengan jumlah eMotor yang digunakan (satu atau dua) dan dengan cara pemasangan beragam (melintang atau membujur).

Jaguar Formula E 2016 car exploded viewGraham Murdoch Jaguar Formula E 2016 car exploded view

  1. B.      Inverter

Komponen kedua ini sangat penting agar eMotor dan baterai dapat berfungsi bersama dengan baik. Sebelumnya sudah dijelaskan, kalau eMotor berfungsi dengan AC current, tapi tenaga listrik yang disalurkan oleh baterai berupa DC current (arus searah). eMotor memerlukan pola voltase yang cukup rumit untuk berfungsi, sehingga memerlukan alat untuk mengonversi arus DC menjadi AC yang spesifik.

  1. C. Gearbox

Selanjutnya, gearbox atau transmisi. Komponen jangan disamakan dengan sistem transmisi yang ada pada mobil Formula 1. Pada balap F1, setiap tim merancang gearbox mereka sendiri, semua mobil menggunakan gearbox, 8-percepatan.

Pada mobil Formula E, lebih banyak variasinya. Jika pada musim pertama, gearbox 5-percepatan yang dipasok oleh Hewland digunakan oleh semua tim. Musim selanjutnya, semua tim diperbolehkan merancang gearbox 3-percepatan, 2-percepatan, bahkan ada beberapa tim yang memilih untuk tidak menggunakan gearbox.

Manfaat Teknologi Formula E

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau