Tokyo, KompasOtomotif – Mencoba pulih kembali dari keterpurukan pasca skandal yang sempat menimpanya, Mitsubishi bertekad untuk kembali ke jalur pertumbuhan. Mereka bakal meningkatkan kapasitas produksi global menjadi sekitar 1,5 juta unit per tahun.
Bukan hanya menggenjot aktivitas pabrik dalam negeri, tapi juga memperluas fasilitas di China, mengutip Nikkei, Kamis (7/12/2017). Merek berlambang tiga berlian ini berencana untuk menghabiskan total 25 miliar yen atau Rp 3 triliunan untuk mendukung ambisinya tersebut.
Pabrik Mitsubishi di Jepang bakal mengambil peran lebih penting sebagai basis ekspor. Pada dua engine plant di Kyoto, kapasitas produksi ditingkatkan hingga 30 persen menjadi sekitar 950.000 unit per tahun pada fiscal year 2018. Mesin tersebut akan dipasang di kendaraan yang dijual di Jepang, Amerika Serikat, Eropa, dan Indonesia. Salah satu pabrik yang ada di Prefektur Shiga, akan mengalami perubahan terbesar sejak dibuka pada 1979.
Kemudian tahun fiskal ini, mereka bakal menaikkan kapasitas tahunan di pabrik kendaraan sport di Prefektur Aichi dan pabrik Okayama untuk minicars (mobil kecil). Ini akan mengangkat keseluruhan kapasitas produksi dalam negeri sebesar 10 persen menjadi 700.000 unit, termasuk di pabrik SUV di Prefektur Gifu.
Sementara untuk wilayah China di mana Mitsubishi memiliki usaha patungan dengan Guangzhou Automobile Group di Provinsi Hunan, kapasitas produksi mesin dan body mobil diperluas hingga 70 persen, mendongkrak jadi 280.000 unit pada 2019.
Baca juga : Upaya Nissan-Mitsubishi Raih “Podium” di Pasar ASEAN
Pada awal tahun 2017 lalu, merek yang berbasis di Tokyo ini baru saja menyelesaikan pabrik baru di Indonesia dengan kapasitas produksi tahunan 160.000 unit. Fasilitas ini merupakan pusat pasokan untuk Asia Tenggara, dan sedang menimbang untuk melakukan perluasan lebih jauh.
Performa Jualan
Soal penjualan global Mitsubishi, angkanya sempat stuck di 1 juta unit selama sekitar satu dekade. Tahun ini, mereka sudah mulai menikmati pesanan untuk SUV-nya Eclipse Cross, yang mulai diluncurkan pada musim gugur ini, dan MPV Xpander di pasar Indonesia.
Pada tahun fiskal 2017, penjualan di seluruh dunia perlahan pulih menjadi 1,02 juta unit, naik 11 persen dari tahun sebelumnya. Ini jadi pertanda positif kalau target di akhir tahun fiskal 2017 bisa tercapai, dan diproyeksikan dapat menyentuh 1,3 juta unit pada tahun fiskal 2019.
Perusahaan memperkirakan laba operasional akan melonjak 14 kali lipat menjadi 70 miliar yen atau Rp 8,4 triliunan pada tahun yang berakhir pada bulan Maret 2018, dan memproyeksikan laba bersih 68 miliar yen (Rp 8,1 triliunan).
Angka tersebut masih belum menutup kerugian tahun lalu yang mencapai 198,5 miliar yen atau Rp 23,8 triliunan. Aliansi Nissan Motor dan Renault, mengambil saham mayoritas di Mitsubishi Motors setelah skandal ekonomi bahan bakar mencuat tahun lalu.
Mitsubishi Motors berencana memasok kendaraan multiguna ke Nissan di Asia Tenggara untuk dijual dengan merek mitra, sehingga output pabriknya cenderung meningkat.
Untuk memastikan pertumbuhan tetap di jalurnya, Mitsubishi berencana mengucurkan 600 miliar yen (Rp 72 triliun) selama tiga tahun ke dalam belanja modal, penelitian dan pengembangan. Dana tersebut meliputi pengembangan berbagi pabrik dengan Renault-Nissan, tapi tetap mengutamakan peningkatan jaringan produksinya sendiri dahulu.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.