Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menperin Harus Fokus Pada Lokal Konten

Kompas.com - 28/10/2014, 15:18 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – MS Hidayat meletakkan jabatannya sebagai Menteri Perindustrian dan digantikan oleh Saleh Husin yang diangkat Presiden Joko Widodo untuk mengawal kegiatan industri di Indonesia selama lima tahun ke depan. Serah terima jabatan dilakukan hari ini, Selasa (28/10/2014), di Kantor Kemenperin, Jakarta.

Sebelum resmi meninggalkan kantor lamanya, MS Hidayat memberikan pesan khusus yang disampaikan pada wartawan. Menurutnya, saat ini ini yang penting di Kemenperin adalah program untuk meralisasikan insentif, keistimewaan pajak, atau bea masuk, atau fasilitas apa pun untuk membangun industri bahan baku dan bahan baku penolong.

”Ini penting untuk mengurangi substitusi impor. Kalau tidak diatasi, lima tahun ke depan kita masih impor kembali bahan baku industri. Kalau tidak dikurangi, alangkah baiknya dihapus,” jelas Hidayat.

Dikatakan, hal tersebut sudah menjadi kajian selama beberapa tahun. Apalagi, saat ini Presiden sudah memberi pesan kepada semua kementerian untuk menghapus ego sektoral. Semua harus disinergikan lintas kementerian dan sektor. Inilah yang akan mempermudah tercapainya kebijakan baru yang mempermudah para pelaku industri.

Otomotif
Saat ini, industri otomotif sudah melakuan hal tersebut. Bahan baku pembuatan komponen yang belum bisa diproduksi dalam negeri mendapat insentif atau bebas bea masuk. Bahkan turunnya kebijakan mobil murah ramah lingkungan (LCGC) adalah salah satu pemicu untuk membangun industri alat transportasi ini menjadi lebih baik.

"Kebijakan mempermudah industri bahan baku itu pentig untuk semua sektor. Tak hanya otomotif yang saat ini sebagian besar bahan baku baja masih impor, tetapi juga untuk industri makanan dan minuman, elektronik, sampai kimia," tegas Hidayat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com