Nissan Pangkas Kuota Ekspor

YOKOHAMA, KOMPAS.com — Di Jepang, Nissan Motor Company (NMC) terpaksa harus mengurangi ekspor akibat nilai tukar yen yang kian menguat. Selain itu, Nissan juga berencana menggenjot produksi untuk memenuhi permintaan dalam negeri.

Hiroto Saikawa, Executive Vice President NMC, seperti dilansir Nikkei pada Minggu (7/8), mengatakan bahwa Nissan berharap bisa mempertahankan produksi 1 juta unit di Jepang. Dari sini, Nissan bisa mengantongi margin keuntungan total hingga 8 persen dan meraih pangsa pasar global, juga 8 persen, dalam strategi bisnis enam tahun ke depan.

"Jumlah produksi ini berhubungan erat dengan jumah keuntungan yang bisa Anda miliki," ujar Hiroto di Yokohama, sebelah selatan Tokyo. "Kami akan pertahankan produksi (1 juta unit) dengan meningkatkan daya saing produksi di Jepang."

Untuk meraih keuntungan, Nissan mulai mengurangi jumlah ekspor mobil dari Jepang dan mengalihkan pasokan dari negara lain. Pasalnya, makin sulit mendapatkan keuntungan dari ekspor karena, saat nilai tukar dollar AS melemah 1 yen saja, hal itu sama dengan mengurangi laba operasional tahunan perusahaan sebesar 20 miliar yen.

Nissan menargetkan komposisi produksi mobil untuk diekspor pada tahun ini minimal 50 persen atau 40 persen dalam jangka panjang. Jumlah tersebut menurun dari tahun fiskal lalu yang mencatat 43 persen produksi untuk pasar lokal dan sisa 57 persen ke pasar ekspor.

Nissan juga mulai mengalihkan produksi sejumlah kendaraan mereka ke luar Jepang, salah satunya March yang diproduksi di Thailand, dan memindahkan small sport-utility Rogue ke Amerika Utara.