JAKARTA, KOMPAS.com - Toyota Indonesia disebut memiliki keinginan untuk menjadi pusat manufaktur kendaraan bermotor roda empat di negara-negara bagian selatan atau global south.
Hal tersebut diungkapkan Ketua Dewan Penasihat Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, yang juga adik kandung Presiden Prabowo Subianto, Hashim Djojohadikusumo, ketika melakukan pertemuan dengan pabrikan beberapa waktu lalu.
Walau enggan memberikan kepastian, Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam menyebut optimisme itu sangat masuk akal karena industri otomotif kini memiliki kedalaman yang baik dan mumpuni.
"Dulu, mesin-mesin mobil di Brazil (untuk menelan bahan bakar etanol), kita yang bikin 20 tahun yang lalu. Jadi, bagaimana kita tidak bisa jadi hub (pusat manufaktur)?," katanya di Jakarta, Selasa (18/3/2025).
Baca juga: Toyota Buka Peluang Kerja Sama Membuat Mobil Nasional
Sehingga yang diperlukan hanyalah dorongan dan dukungan kuat dari pemerintah Indonesia agar hal tersebut menjadi nyata.
Ujungnya, tentu akan membuat industri otomotif nasional menjadi semakin kompetitif, berdaya saing tinggi di global, serta menaikkan ekonomi. "Jadi pemerintah tidak usah capek-capek. Support aja yang udah ada karena industri otomotif itu kuat. Supply chain dan jaringan ekspor kita kuat. Jangan bereksperimen lagi, konsisten saja," ucap Bob.
Sementara dari sisi pabrikan, Bob memastikan pihaknya siap menambah investasi untuk meningkatkan kapasitas pabrik hingga melokalisasi komponen tertentu bagi kendaraan elektrifikasi. "Ujungnya pasti (menambah kapasitas pabrik). Tetapi tidak itu saja, kita juga bicara teknologi dan kemungkinan R&D dan lain sebagainya. Jadi kita ingin industri otomotif itu berkembang, tak hanya jadi perakitan," kata dia.
"Tahapan industri otomotif itu panjang loh, dari impor, perakitan, local production, lokalisasi komponen, ekspor, elektrifikasi, R&D, panjang sekali. Nah, kita sendiri sudah ke tahapan yang ke-9," lanjut Bob.
Diketahui, saat ini Toyota merupakan pabrikan otomotif terbesar di Indonesia yang menguasai 33 persen pasar.
Baca juga: Toyota Indonesia Bakal Capai 3 Juta Ekspor pada Tahun Ini
Kondisi tersebut didukung oleh beberapa faktor, salah satunya kehadiran 5 pabrik penting dengan total pekerja lebih dari 8.000 orang.
Tidak sampai di sana, kontribusinya untuk ekspor kendaraan juga sangat signifikan.
Di mana hingga Februari 2025, total sudah ada 2,8 juta unit mobil yang dikapalkan ke lebih dari 80 negara tujuan.
Dalam kesempatan sama, Bob juga menjelaskan pentingnya Indonesia untuk menjadi pusat dari pelaku usaha atau bisnis di suatu kawasan tertentu sebagai nilai tambah global.
Baca juga: Citroen Mulai Studi Pasar Mobil Hybrid di Indonesia
Apalagi, secara geografis dan politik, Tanah Air sudah memiliki kekuatan penting, khususnya pada negara-negara berkembang setelah masuk sebagai anggota baru BRICS.
"Ini kalau bisa dibangun kerja sama, akan lebih bagus lagi, terutama mengenai ketahanan energi. Brazil itu waktu tahun 1973, karena terkena oil shocks, mereka belajar memproduksi etanol dari tebu yang asalnya dari Indonesia. Sekarang, dia berhasil mengembangkan hal itu," kata Bob.
"India juga demikian, mereka sudah mulai mengarah ke sana. Kita harap, Indonesia juga bisa lakukan hal serupa dengan kelapa sawitnya. Tidak menutup kemungkinan, Indonesia juga bisa jadi produsen etanol sehingga yang diharapkan Bapak Presiden Prabowo Subianto terkait kemandirian energi dapat terwujud," paparnya.
Baca juga: Baru Kembali Jadi Damkar Depok, Sandi Butar Butar Sudah Dapat Empat Surat Peringatan
"Kita (Toyota) kan ada di downstream. Kita menyiapkan kendaraan-kendaraan kita itu bisa memakai etanol E5, E10. Bahkan di beberapa model, kita menyiapkan juga E20 dan Zenix sudah ada yang bisa sampai E85. Jadi potensinya besar sekali," kata dia.
"Jangan lupa juga, keunggulan palm oil kita itu, ada 5 juta rumah tangga yang bergantung padanya. Jadi kalau didorong, akan terjadi pemerataan. Etanol juga demikian, petaninya banyak sekali sehingga sangat menjanjikan," tutup Bob.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.