Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenapa Harga Mobil China Bisa Murah? Ini Penjelasan Jaecoo

Kompas.com - 17/02/2025, 14:21 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Merek baru asal China, Jaecoo, resmi tampil di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2025 dengan meluncurkan SUV Jaecoo J7.

Jaecoo J7 tersedia dalam dua varian mesin, yaitu mesin konvensional (ICE) dan plug-in hybrid (PHEV).

Baca juga: IIMS 2025: Aion Tawarkan Teknologi Unggulan dan Rasa Spesial Gelato

Harga untuk model tertinggi, J7 SHS, cukup terjangkau dan bisa dikatakan sebagai mobil PHEV paling murah di Indonesia dengan harga di bawah Rp 600 juta.

Jaecoo J7KOMPAS.com/Gilang Jaecoo J7

Sementara varian bensin dimulai dari harga Rp 499 juta ke bawah.

Kehadiran Jaecoo dengan jajaran mobil berharga "murah" ini semakin memperkuat citra mobil asal China yang selalu menjual produk dengan harga terjangkau sehingga terkesan melakukan perang harga.

Country Director Jaecoo Indonesia, Max Zhou, menyatakan bahwa harga mobil dapat ditekan karena teknologi semakin terjangkau.

"Seperti ponsel, dulu waktu pertama bisa Rp 14 juta tapi kemudian turun harganya," kata Max kepada Kompas.com di IIMS 2025, di Jakarta, belum lama ini.

Baca juga: Mengulik Perubahan Haval Jolion Ultra HEV dari Model Sebelumnya

Max mengatakan, kalau dilihat dari perspektif yang lebih luas, khususnya untuk mobil listrik (EV), mobil listrik asal China bisa terjangkau karena banyak merek yang menggunakan pabrikasi yang sama.

"Itu seperti cara orang China di mana punya rantai suplai yang bagus, di China sangat mudah membuat mobil produksi massal, dan itu adalah kuncinya," ujar Max.

Jaecoo J7 SHSKOMPAS.com/Gilang Jaecoo J7 SHS

"Kami punya pasar yang besar dan bisa menekan harga. Populasi kami besar, beda dengan Jepang," katanya.

Max mengatakan, di China persaingan sangat ketat karena banyak produsen yang mampu membuat mobil dengan harga terjangkau.

Teknologi, serta berbagai aspek terkait mobil listrik, kini dapat dipelajari dengan lebih mudah.

"Perbedaan kedua, untuk EV tidak ada hambatan untuk membuat produksi mobil listrik. Seperti contoh Toyota, teknologinya, dia tidak akan berbagi dengan Nissan atau Mitsubishi; masing-masing punya jaringan tersendiri," katanya.

Baca juga: Jaecoo Ingin Jadi Top of Mind Mobil PHEV di Indonesia

"Tapi untuk EV seperti baterai kami, manufaktur baterai mereka supply ke Geely dan juga merek lain, tentu harganya akan turun karena memakai satu manufaktur," katanya.

Jaecoo J7 SHSKOMPAS.com/Gilang Jaecoo J7 SHS

Baca juga: QJMotor Mulai Kirim Unit ke Konsumen Awal April 2025

Dalam perhitungan yang lebih kompleks, biaya tetap (fixed cost) perusahaan akan turun.

Padahal, fixed cost adalah biaya yang tetap dikeluarkan dan tidak berubah meskipun tingkat produksi atau penjualan mengalami perubahan.

"Jadi banyak yang membuat harga jadi turun. Itu yang saya tahu, ya, terutama untuk industri EV," kata Max.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau