JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan yang melibatkan kendaraan besar seperti bus seringkali disebabkan oleh masalah teknis.
Untuk mengurangi risiko tersebut, sangat penting bagi pengemudi untuk memahami prosedur pengecekan kendaraan yang benar sebelum bus dioperasikan.
Ahmad Wildan, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), menjelaskan enam langkah penting untuk memastikan bus siap beroperasi.
Baca juga: Kecelakaan Bus Pariwisata di Batu, Kemungkinan karena Brake Fading
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menyiapkan kendaraan di tempat parkir yang benar.
Pastikan roda diganjal, rem tangan diturunkan, dan kunci kontak diputar ke posisi on.
"Pastikan semua fungsi kendaraan bekerja, tidak ada lampu indikator yang menyala, dan tabung angin (untuk rem) terisi penuh," ungkap Wildan.
Setelah semua persiapan di atas, pengemudi perlu memastikan tidak ada kebocoran pada sistem pneumatic (sistem rem udara).
"Caranya, injak pedal rem selama lebih kurang dua menit. Penurunan tekanan angin tidak boleh lebih dari 0,5 bar," jelas Wildan.
Jika tekanan angin berkurang lebih dari angka tersebut, hal ini menandakan ada masalah pada kampas rem yang perlu diperiksa.
Begitu juga jika tekanan terus menurun, itu menunjukkan adanya kebocoran.
Baca juga: Program Pemutihan Bea Balik Nama Kendaraan Bekas Jabar Bergulir
Setelah melakukan pengecekan tekanan angin, matikan mesin dan berkelilinglah untuk memeriksa adanya desisan yang bisa menandakan kebocoran.
"Jika ada kebocoran, perbaiki terlebih dahulu sebelum bus melanjutkan perjalanan," tegasnya.
Langkah ketiga yang harus dilakukan adalah memastikan tabung angin dalam kondisi baik.
Wildan merekomendasikan untuk menarik tuas dan mengecek apakah keluar air atau oli.
Jika ada, ini menandakan adanya kerusakan pada bagian filter air dryer atau kompresornya, dan perjalanan tidak dapat dilanjutkan.
Baca juga: Rubicon, Mercy dan Harley-Davidson Jadi Kendaraan Favorit Koruptor