Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jakarta Masuk Daftar Kota Termacet Ke-7 di Dunia 2024

Kompas.com - 08/01/2025, 06:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

Sumber INRIX

JAKARTA, KOMPAS.com - Jakarta kembali mendapatkan pengakuan yang kurang membanggakan sebagai salah satu kota termacet di dunia, berdasarkan laporan yang dirilis oleh INRIX dalam Global Traffic Scorecard 2024.

Dalam laporan tersebut, Jakarta menduduki peringkat ketujuh, mengalami peningkatan dari posisi kesepuluh yang diraih pada tahun sebelumnya.

Peringkat ini mencerminkan situasi kemacetan di Ibu Kota yang masih sangat memprihatinkan.

Baca juga: Alasan Lansia Tidak Disarankan Mengemudi

Jakarta kembali masuk dalam daftar kota termacet dunia versi Global Traffic Scorecard 2024 yang dirilis oleh INRIX, perusahaan analisis data lalu lintas asal Amerika Serikat. INRIX Jakarta kembali masuk dalam daftar kota termacet dunia versi Global Traffic Scorecard 2024 yang dirilis oleh INRIX, perusahaan analisis data lalu lintas asal Amerika Serikat.

Rata-rata Waktu Hilang Mencapai 89 Jam Per Tahun

Berdasarkan data yang dikumpulkan, setiap pengendara di Jakarta rata-rata kehilangan waktu sekitar 89 jam setiap tahunnya akibat kemacetan.

Angka ini meningkat signifikan sebesar 37 persen dibandingkan tahun lalu yang hanya mencatatkan kehilangan waktu sebesar 65 jam.

Kecepatan rata-rata kendaraan di pusat kota juga sangat lambat, tercatat hanya 13 mil per jam atau sekitar 20 kilometer per jam (kpj), yang masih berada di bawah standar kecepatan ideal untuk kota metropolitan.

Koridor Kemacetan Terparah dan Perbandingan dengan Kota Lain

Baca juga: Apa Itu Sistem Tilang Poin yang Mulai Diterapkan Korlantas Polri?

Ilustrasi lalu lintas. Lalu lintas di Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis (10/1/2019).KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Ilustrasi lalu lintas. Lalu lintas di Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis (10/1/2019).

Laporan tersebut menunjukkan bahwa kemacetan di Jakarta lebih parah di beberapa koridor tertentu, seperti Jalan Sudirman-Thamrin, Gatot Subroto, hingga tol dalam kota yang sering dilalui para pekerja.

Meskipun demikian, Jakarta masih memiliki situasi yang lebih baik dibandingkan dengan kota-kota besar lainnya, seperti Paris, London, Kota Meksiko, dan Istanbul.

Di kota-kota tersebut, setiap pengendara menghabiskan waktu rata-rata antara 97 hingga 105 jam setiap tahun akibat kemacetan.

Metodologi Penilaian yang Digunakan INRIX

INRIX menggunakan metodologi yang melibatkan data real-time untuk menilai kondisi lalu lintas.

Mereka membandingkan waktu perjalanan selama jam sibuk dengan kondisi lalu lintas yang sepi.

Total waktu yang hilang dihitung dari selisih antara durasi perjalanan pada jam sibuk dan arus bebas.

Tantangan Dalam Mengelola Transportasi Perkotaan

Laporan ini menunjukkan tantangan besar yang dihadapi Jakarta dalam mengelola transportasi perkotaan.

Meskipun pemerintah telah memperkenalkan berbagai moda alternatif, seperti MRT dan LRT, permasalahan kemacetan masih menjadi perhatian utama yang perlu ditangani secara serius.

Baca juga: Daftar Provinsi yang Berikan Keringanan Pajak Kendaraan

Daftar 10 Kota Termacet Dunia dari INRIX 2024

1. Istanbul, Turkiye

2. New York, Amerika Serikat

3. Chicago, Amerika Serikat

4. Kota Meksiko, Meksiko

5. London, Inggris

6. Paris, Perancis

7. Jakarta, Indonesia

8. Los Angeles, Amerika Serikat

9. Cape Town, Afrika Selatan

10. Brisbane, Australia

Dengan demikian, Jakarta harus segera mencari solusi untuk mengatasi masalah kemacetan yang kian mengkhawatirkan ini agar tidak semakin memperburuk kondisi transportasi dan mobilitas warganya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau