Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program B40 Sudah Selesai Uji, B50 dan B60 Menyusul Kemudian

Kompas.com - 29/10/2024, 13:41 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) Bahlil Lahadalia menyebut program mandatori pencampuran bahan bakar minyak jenis solar dengan biodiesel 40 persen (B40) telah selesai uji.

Bakal diterapkan mulai tahun depan, selanjutnya akan dikembangkan B50 sampai B60. Sehingga akan tercipta swasembada energi dengan mengurangi impor BBM seraya menekan gas emisi buang.

"Kemandirian energi tercipta salah satunya lewat bioetanol, bioenergi, dan biodiesel. Biodiesel sekarang kita sudah B35 dan B40 sudah selesai uji coba," ujarnya dikutip Selasa (29/10/2024).

Baca juga: Diganti Maung Pindad, Simak Mobil Menteri Era Soekarno sampai Jokowi

Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (18/10/2024).KOMPAS.com/YOHANA ARTHA ULY Menteri ESDM Bahlil Lahadalia saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (18/10/2024).

Bahlil mengatakan bahwa ke depannya pemerintah akan mendorong untuk memanfaatkan B50 dan B60, mengingat ketersediaan pasokan kelapa sawit sebagai bahan bakunya di Indonesia cukup melimpah.

"Kalau ditanya bahwa itu cukup atau tidak, B35 sampai B40 itu kan kita habiskan kurang lebih sekitar 14 juta kiloliter. Sementara ekspor kita kan masih banyak. Nah, kalau ditanya kapasitas Crude Palm Oil (CPO)cukup atau tidak, pasti cukup," ucap dia.

"Tinggal kita lihat adalah teknologinya, teknologinya ini kan harus by process untuk kita uji coba. Agar ketika itu diimplementasikan, B50-B60 itu betul-betul sudah lewat uji coba yang baik," lanjut Bahlil.

Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi mengungkapkan realisasi pemanfaatan biodiesel dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan tren kenaikan.

"Tren kenaikan tersebut menunjukkan komitmen dan keseriusan pemerintah dalam mengurangi ketergantungan bahan bakar fosil dan meningkatkan ketahanan energi dengan memanfaatkan biodiesel, yang rasio campurannya juga terus ditingkatkan, yang sekarang sudah B35, akan ditingkatkan menjadi B40, kemudian B50 hingga B60," ujarnya.

Baca juga: Klarifikasi Kemenkeu soal Pernyataan Maung Jadi Mobil Dinas Menteri

Mentan Amran menguji coba bahan bakar Biodiesel B-50 ke sebuah kendaraan dalam acara peluncuran B-50 di Batulicin, Kalsel, Minggu (18/8/2024). KOMPAS.com/ANDI MUHAMMAD HASWAR Mentan Amran menguji coba bahan bakar Biodiesel B-50 ke sebuah kendaraan dalam acara peluncuran B-50 di Batulicin, Kalsel, Minggu (18/8/2024).

Berdasarkan data Kementerian ESDM, pada tahun 2021 realisasi biodiesel mencapai 9,3 juta KL dan pada tahun 2022 realisasi biodiesel mencapai 10,45 juta KL.

Sementara tahun 2023 meningkat menjadi 12,2 juta KL dengan mandatori B35 yang dimulai Agustus 2023. Adapun manfaat ekonomi dari realisasi biodiesel pada tahun 2023 tersebut, terjadi penghematan devisa negara sebesar Rp 120,54 triliun.

Adapun peningkatan nilai tambah CPO menjadi biodiesel sebesar Rp15,82 triliun, serta penyerapan tenaga kerja lebih dari 11.000 orang (off-farm) dan 1,5 juta orang (on-farm).

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau