Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tanpa Insentif, Ini Alasan Hyundai Mau Terjun ke Hybrid

Kompas.com - 11/08/2024, 14:01 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hyundai mengumumkan bakal terjun ke segmen mobil hybrid, meski merek yang tadinya fokus pada mobil listrik itu tahu pemerintah tak akan memberikan insentif.

Fransiscus Soerjopranoto, Chief Operating Officer (COO) PT Hyundai Motors Indonesia (HMID), mengatakan, sejak hybrid pertama kali diperkenalkan di Indonesia mobil hibrida dua penggerak itu memang tidak pernah diberikan insentif tapi buktinya marketnya terus tumbuh.

Baca juga: Jangan Abaikan Bau Bensin di Kabin Mobil, Bisa Picu Kebakaran

“Memang kalau hybrid dari dulu tidak ada insentifnya,” ujar Frans di Jakarta, Jumat (9/8/2024).

All-new KONA Electric mengusung desain futuristis dan stylish yang mengutamakan profil clean dan aerodinamis. Pixelated Seamless Horizon Lamp yang membentang di bagian depan dan belakang menciptakan tampilan yang ikonis dari all-new KONA Electric.  (Dok. Hyundai Indonesia)
Dok. Hyundai Indonesia All-new KONA Electric mengusung desain futuristis dan stylish yang mengutamakan profil clean dan aerodinamis. Pixelated Seamless Horizon Lamp yang membentang di bagian depan dan belakang menciptakan tampilan yang ikonis dari all-new KONA Electric. (Dok. Hyundai Indonesia)

“Jadi kalau Hyundai melihatnya, Gaikindo (asosisasi produsen mobil) juga menyatakan bahwa dengan pemerintah menyampaikan kebijakan tersebut masing-masing APM punya strategi. Hyundai ada hybrid, ada plug-in hybrid (PHEV), BEV (mobil listrik) ada FCEV (hidrogen). Sekarang itu kan pilihan saja, pilihannya kami mau pakai yang mana,” kata Frans.

Frans mengatakan, bukan berarti saat Hyundai terjun di mobil listrik tidak memikirkan mobil hybrid. Sebab diakui atau tidak pasar mobil hybrid di segmen kendaraan elektrifikasi cukup besar.

"Kalau waktu pertama kali 2020 Hyundai memutuskan untuk ikut aturan pemerintah dengan memperkenalkan Ioniq (sedan) dan Kona (Gen 1). Kemudian diperbarui Ioniq jadi Ioniq 5, terus Kona kita perbarui ditambah lagi dengan baterai komponen lokal, kita semua ikut aturan pemerintah,” katanya.

Baca juga: Rumor Calon Motor Baru Honda NX125RX, Ini Kata AHM

“Nah kalau hybrid tidak mendapatkan insentif, tapi kita lihat di situ ada peluang, market mobil hybrid disampaikan 1:3. Saya pernah bicara juga bahwa kalau ada gula ada semut. Kalau hybrid marketnya sekitar tiga kali lipat kenapa Hyundai tidak masuk di market itu,” ujarnya.

Hyundai Ioniq 5 di GIIAS 2024KOMPAS.com/Ruly Kurniawan Hyundai Ioniq 5 di GIIAS 2024

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil hybrid terus meningkat meski tanpa insentif dari pemerintah.

Baca juga: Alasan Mobil Listrik Lain Dilarang Ngecas di SPKLU Hyundai

Selama enam bulan pertama atau periode Januari-Juni 2024 terdapat 25.791 unit mobil hybrid yang dikirim ke diler (wholesales). Jumlah tersebut meningkat 49 persen bila dibandingkan periode sama tahun sebelumnya yang mencapai 17.305 unit.

Capain itu cukup baik mengingat penjualan mobil baru yang lesu. Periode yang sama yaitu Januari-Juni 2024, penjualan mobil baru di Tanah Air minus 19,4 persen dari 506.427 unit menjadi 408.012 unit.

Berkat capaian itu mobil hybrid saat ini menguasai 68 persen pasar mobil listrik nasional sebesar 37.731 unit. Meski soal petumbuhan masih kalah dari mobil listrik. Mobil listrik tumbuh 104 persen selama Januari-Juni 2024 menjadi 11.940 unit year on year.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau