JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui bahwa saat ini jenis baterai lithium ferro-phosphate (LFP) masih jadi pilihan utama para produsen kendaraan listrik dunia.
Oleh karenanya, sebagai upaya menjadikan Indonesia selaku pemain utama di era kendaraan listrik (electric vehicle /EV) dunia, komponen tersebut perlu untuk diproduksi lokal.
Demikian dikatakan Luhut dalam seremoni peresmian pabrik bahan anoda baterai lithium di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Kendal, Jawa Tengah, Rabu (7/8/2024).
Baca juga: Luhut Bilang Membangun Ekosistem EV Bukan Sekadar Insentif
"LFP memang menjadi penting walaupun LFP ini sebenarnya berpengaruh sekali dengan cuaca ekstrem, dingin maupun panas. Tapi tetap saja produsen masih melihat baterai ini sebagai pilihan terbaik saat ini," kata dia.
Luhut secara tidak langsung juga menyampaikan ketertarikannya pada baterai LFP. Bahkan, dirinya menegaskan, Indonesia sebentar lagi punya pabrik baterai tersebut.
Sayangnya, pada kesempatan itu Luhut tidak mengurai lebih detail ihwal pemain LFP yang tengah membangun pabrik di Indonesia. Suatu hal yang pasti, semua rencana pengembangan ekosistem EV merupakan mandat Presiden.
“Sesuai tugas Presiden (Jokowi) berikan kepada kami, kita tidak akan hanya mengembangkan litium baterai yang berbahan katoda nikel, tetapi juga katoda LFP. Pabrik LFP saat ini sedang dibangun (di) Indonesia,” ujar Luhut.
Baca juga: Jokowi Resmikan Pabrik Bahan Anoda Baterai Lithium di Kendal
Ia lantas mengatakan pentingnya investasi pabrik bahan anoda baterai lithium oleh PT Indonesia BTR New Energy Material di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah karena telah menggunakan teknologi tercanggih.
Pabrik yang baru diresmikan oleh Presiden Joko Widodo itu memiliki kapasitas 80.000 ton yang mampu menopang ataupun memasok hingga sekitar 1,5 juta mobil listrik.
Pada awal kuartal empat 2024, perusahaan akan melanjutkan membangun fase 2, yang ditargetkan rampung pada Maret 2025. Nantinya, total kapasitas pabrik akan mencapai 160 ribu ton.
Dengan kapasitas tersebut, Indonesia digadang-gadang akan menjadi yang terbesar di dunia untuk kapasitas material anoda.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.