Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Sebut Ini Alasan Produsen Mobil Hybrid Ingin Insentif

Kompas.com - 08/08/2024, 14:01 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan tidak akan ada perubahan ataupun penambahan kebijakan baru pada sektor otomotif pada tahun ini.

Artinya secara tidak langsung, pemerintah mengungkapkan tidak akan memberikan insentif atau subisidi untuk mobil hibrida atau hybrid electric vehicle (HEV).

Baca juga: Pengalaman Pertama Jadi Penumpang Cititrans Busline [Video]

Pengamat otomotif dari Institusi Teknologi Bandung (ITB) Agus Purwadi menyatakan, keputusan pemerintah dapat dipahami. Sebab penjualan mobil hybrid cukup besar ditakutkan insentif hybrid justru bakal memukul penjualan mobil listrik (BEV).

Honda Accord HybridKOMPAS.com/Aprida Mega Nanda Honda Accord Hybrid

Namun menurut Agus, kalau tujuan awalnya ialah mereduksi emisi karbon hasil pembakaran mesin konvensional, maka hybrid juga perlu diberikan insentif. Sebab mobil hybrid juga turut memangkas emisi gas buang.

Hanya saja, biar seimbang insentif yang diberikan perlu diukur dari nilai manfaat. Dengan kata lain besaran insentif hybrid tidak sama dengan mobil listrik.

“Pemerintah melihatnya seperti itu, dengan subsidi banyak saja BEV dinilai masih kurang apalagi jika hybrid dikasih (subsidi), jadi tidak efektif,” ujar Agus kepada Kompas.com, Rabu (7/8/2024).

Baca juga: Rekondisi Baterai Mobil Hybrid mulai Rp 700.000

“Tapi kalau dilihat industri total harusnya diberikan semua, tapi tentu secara proporsional. Tidak bisa hanya satu,” katanya.

Test drive Suzuki Ertiga Hybrid di kawasan Puncak Bogor, jajal kenyamanan dan fitur mobil hybrid SuzukiSendy Darlis Test drive Suzuki Ertiga Hybrid di kawasan Puncak Bogor, jajal kenyamanan dan fitur mobil hybrid Suzuki

Baca juga: Bahas Desain MPV Listrik BYD M6

Agus yakin bahwa para produsen mobil hybrid tidak meminta insentif yang sama seperti mobil listrik.

“Kita tahu kalau underutilized capacity tidak akan efisien, supply chain melambat, yang ditakutkan oleh pemain otomotif itu jika kita tidak menarik maka industri itu akan berpindah ke tumpat yang lebih menarik,” katanya.

“Kalau iklim investasi, kalau mereka mau investasi itu melihat pasar. Kalau di tempat lain lebih menarik akan berpikir dua kali,” ujar Agus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau