JAKARTA, KOMPAS.com - Kendaraan listrik baik sepeda motor dan mobil listrik mengandalkan baterai sebagai sumber daya. Sebagai komponen yang krusial, berbagai pertanyaan mengenai baterai terus bermunculan.
Salah satu pertanyaan mengenai baterai electric vehicle (EV) ialah apakah bentuk fisik baterai EV bisa berubah alias jadi kembung seperti baterai ponsel?
Baca juga: Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Kamis 30 Mei 2024, dan Besok : Pagi Ini Cerah Berawan
Hermawan Wijaya, Direktur Marketing PT International Chemical Industry (ABC Lithium), mengatakan, pada dasarnya baterai EV lebih sulit kembung ketimbang baterai ponsel karena casing atau cangkangnya terbuat dari bahan metal.
“Casing-nya terbuat dari bahan metal, aluminium, dibandingkan pouch (baterai model kantung yang dipakai di ponsel) seperti kantung kresek saja kan,” ujar Hermawan yang ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Cara Sopir Bus AKAP Mengatasi Kantuk Saat Berkendara
Hermawan memberikan contoh cangkang baterai EV mirip batu baterai silinder yang sering digunakan perangkat elektronik. Baterai seperti ini mayoritas tidak mengalami perubahan fisik karena cangkangnya keras.
“Paling kuat itu baterai silinder. Bukan tidak bisa, tapi sangat sulit. Benar-benar ekstrem baru bisa kembung. Baterai silinder sebetulnya ada pengaman,” ujarnya.
Hermawan mengatakan, baterai jadi kembung karena tekanan di dalam membesar karena ada proses kimia sehingga berubah jadi gas.
“Harusnya berupa elektrolit, cairan, berubah jadi gas dan kemudian kembung. Berubah jadi gas dan kembung,” katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.