Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tesla dan BYD Jadi Merek Mobil Paling Inovatif, Mobil Jepang Tak Masuk 10 Besar

Kompas.com - 22/05/2024, 14:41 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.COM – Pabrikan mobil listrik asal Amerika Serikat (AS) Tesla Inc. masih menjadi merek otomotif paling inovatif. Tesla merupakan perusahaan yang paling inovatif untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Hal tersebut terungkap dalam survei bertajuk Future Readiness Indicator (FRI) yaitu Indikator Kesiapan Masa Depan 2024 yang dirilis oleh The International Institute of Management and Development (IMD).

Baca juga: Menyukai Mobil Tua Adalah Bagian dari Menghargai Proses

Merek asal China, BYD, berada di posisi kedua, diikuti oleh Volkswagen AG asal Jerman di tempat ketiga, kemudian Stellantis NV asal Belanda di urutan keempat, dan Hyundai Motor Co. Ltd asal Korea Selatan di peringkat lima.

Test drive BYD SealKOMPAS.com/Adityo Test drive BYD Seal

Daftar yang dirilis menarik sebab merek asal China dan Korea Selatan mampu menembus posisi 10 besar. Misalnya, untuk merek China, kalau BYD berada di peringkat kedua maka Li Auto berada di peringkat kesembilan.

Adapun untuk merek Korea, bila Hyundai berada di peringkat kelima maka Kia berada di posisi kedelapan. Daftar ini cukup mengherankan sebab merek asal Jepang justru tidak masuk lis sepuluh besar tersebut.

Raksasa asal Jepang, Toyota Motor Corporation berada di posisi ke-11, kemudian Honda Motor Co di posisi ke-14, adapun Nissan dan Suzuki masing-masing berada di posisi ke-18 dan ke-21 dalam daftar.

Baca juga: Ada Orang Menyeberang di Tol, Simak Jurus Cegah Tabrakan Beruntun

Howard Yu, Direktur IMD Center for Future Readiness, mengatakan, indikator tahunan FRI 2024 mengukur ketahanan masa depan dari 24 perusahaan otomotif dunia.

Mengetes langsung Hyundai Ioniq 5 N di Taean Driving Experience, Korea Selatan, Jumat (20/5/2024).Gesit Mengetes langsung Hyundai Ioniq 5 N di Taean Driving Experience, Korea Selatan, Jumat (20/5/2024).

“Indikator Kesiapan Masa Depan selalu bergerak dinamis. Menurunnya peringkat perusahaan dalam daftar bukan berarti perusahaan itu tidak inovatif. Inovasi mereka tidak cukup pesat, sehingga diambil alih oleh para pesaing,” kata Yu dalam keterangan resmi, Rabu (22/5/2024).

Yu mengambil contoh yang terjadi pada Toyota yang peringkatnya terus merosot dari posisi dua pada 2022, menjadi ke-10 di 2023, dan kini di posisi ke-11 pada 2024. Posisi Toyota itu lantas disalip oleh BYD, Neo, dan Lee Auto dari China.

“Mengapa peringkat Toyota jatuh? Bukan karena mereka tidak membuat persiapan untuk kendaraan listrik, tapi inovasi mereka tidak bergerak secepat kompetitor asal China,” tambah Yu.

Baca juga: Jelang Libur Panjang, Pengawasan Bus Pariwisata Diperketat

Tesla berhasil mempertahankan posisinya di peringkat teratas dengan skor 100 pada 2023 dan 2024. Namun, perusahaan ini mesti waspada lantaran para pesaingnya terus merapatkan posisi.

Toyota bZ4X WWF 2024TAM Toyota bZ4X WWF 2024

Sebagai contoh kaya Yu, raksasa mobil listrik Tiongkok, BYD terus meningkatkan skor daya saing dari 74,7 di 2023 menjadi 78,20 tahun ini.

Ditambah lagi pada Q3 2023, untuk pertama kalinya penjualan BYD sempat melampaui Tesla. Meski akhirnya penjualan kendaraan listrik Tesla kembali unggul pada Q1 2024. Hal ini menunjukkan dominasi Tesla terancam.

“Temuan yang paling mengejutkan adalah bagaimana supremasi Tesla di industri mobil listrik sangat cepat terbalap. Tesla memang masih nomor satu, tapi selisih skor dengan peringkat di bawahnya semakin menipis,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau