Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Gagal Nanjak, Ini yang Harus Diperhatikan Sopir Truk

Kompas.com - 18/05/2024, 14:42 WIB
Selma Aulia,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

BLITAR, KOMPAS.com - Truk ekspedisi yang membawa paket barang terperosok ke sungai saat melewati tanjakan dam Kali Semut, Desa Ngaringan, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, Jumat (17/5/2024).

Kepala Unit Penegakan Hukum Satlantas Blitar Ipda Anggit Purba Sukma mengatakan, kecelakaan tunggal itu terjadi karena truk yang membawa paket barang kiriman dari Surabaya itu gagal melewati tanjakan.

“Informasi dari saksi-saksi, truk sedang menanjak di ujung cek dam tapi gagal. Akhirnya truk mundur, tidak terkendali dan terperosok ke sungai,” kata Anggit dikutip dari Kompas.com, Sabtu (18/5/2024).

Akibat kecelakaan ini, empat orang mengalami luka-luka termasuk pengemudi truk ekspedisi tersebut.

Baca juga: Truk Ekspedisi Terperosok ke Sungai di Blitar, 4 Orang Luka-luka


Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Ahmad Wildan mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan truk tidak kuat nanjak.

“Pertama gradeability-nya tidak terpenuhi saat menanjak pada tanjakan dengan grade tertentu, ini terkait dengan power dan beban yg dibawa serta pengaturan final gear yang sudah dirancang oleh ATPM,” kata Wildan kepada Kompas.com, Sabtu (18/5/2024).

Selain itu, Wilda juga mengatakan, faktor pengemudi yang salah menggunakan gigi transmisi bisa saja terjadi, hal ini terjadi karena truk tidak mendapat torsi maksimal.

Kemudian, masalah pada beberapa komponen juga bisa mengakibatkan truk tidak kuat menanjak.

“Kampas koplingnya habis atau bearing rontok karena terlalu lama pakai gigi setengah, biasanya terjadi pada saat nanjak atau saat lalu lintas yang macet,” kata Wildan.

Baca juga: Detik-detik Jalur Sitinjau Lauik Longsor, Akses Padang-Solok Terputus

Truk di Malang teguling akibat tidak kuat menajak hingga 5 orang penumpang alami luka berat, Sabtu (4/5/2024).Dok. Satlantas Polres Malang Truk di Malang teguling akibat tidak kuat menajak hingga 5 orang penumpang alami luka berat, Sabtu (4/5/2024).

Wilda juga mengatakan, saat macet di atas dan hanya menginjak rem bisa membuat truk kehabisan nafas karena tidak mampu menahan.

“Biasanya pada truk jenis Air Over Hydraulic (AOH), kaki pengemudi pada pedal rem tidak dapat menginjak dengan stabil, sehingga menimbulkan angin buang. Untuk itu pada rute seperti itu seharusnya truk menggunakan hill holder,” kata Wildan.

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia mengatakan, untuk mencegah hal tersebut kembali terjadi ada langkah yang bisa dilakukan ketika melewati tanjakan.

Baca juga: Korelasi Mobil Jarang Dipakai yang Bikin Ban Alami Masalah

“Pilih rute jalan yang sesuai dengan kemampuan kendaraan dan pengemudi, paling tidak yang rintangannya sedikit. Lakukan pengamatan jalan dan lingkungan dahulu dan jangan asal terabas, pikirkan 2-3 kali kemungkinan-kemungkinan terburuk,” kata Sony.

Sejumlah truk dan minibus melintas di tanjakan Sitinjau Lauik di jalan nasional Padang-Solok, tepatnya di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (8/4/2021).KOMPAS/YOLA SASTRA Sejumlah truk dan minibus melintas di tanjakan Sitinjau Lauik di jalan nasional Padang-Solok, tepatnya di Kecamatan Lubuk Kilangan, Kota Padang, Sumatera Barat, Kamis (8/4/2021).

Kemudian, gunakan momentum supaya tidak terjadi stall akibat salah dalam mengantisipasi. Pada kondisi tersebut, ketika derajat tanjakan tidak selaras dengan tenaga mesin dan muatan, maka akan terjadi engine stall yang berakibat RPM drop dan mesin mati.

“Kalau sudah mati, maka rem tidak akan berfungsi dan mengakibatkan kendaraan meluncur ke bawah tanpa kendali,” kata Sony.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau