JAKARTA, KOMPAS.com - Pengemudi truk yang berkompeten di Indonesia mengalami penurunan jumlah. Tidak banyak orang yang masih muda mau jadi pengemudi truk sebagai sumber pendapatannya.
Makanya, buat pengemudi yang sesuai dengan standar kebanyakan usianya sudah pada lanjut. Idealnya, ada generasi penerus agar roda logistik tetap berjalan di Indonesia.
Menanggapi isu tersebut, Attias Asril, Division Head Of Business Strategy Division PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) mengatakan, harus dibuat ekosistem yang menjadikan profesi pengemudi truk jadi hal yang menjanjikan.
Baca juga: Isuzu Prediksi Pasar Kendaraan Niaga Pulih Mei 2024
"Enggak cuma sekolah (mengemudi), tapi gimana buat kerjaan nyetir truk itu dianggap sebagai pekerjaan yang punya masa depan. Paling tidak bisa untuk memenuhi kebutuhan," kata pria yang akrab disapa Aat di Jakarta, belum lama ini.
Menurutnya, Isuzu berperan buat mengangkat itu semua, termasuk derajat dari pekerjaan pengemudi truk. Bukan cuma fokus meningkatkan kemampuan mengemudi, tapi caranya agar jumlah pengemudi bertambah.
Baca juga: Mau Sewa Roofbox buat Mudik Lebaran? Segini Biayanya
"Makanya Isuzu selalu maunya membuat ekosistem. Diangkat semua bareng-bareng (termasuk derajat pengemudi)," ucap Aat.
Sebenarnya, saat bisnis kendaraan niaga membaik, maka para pengemudi bisa kena imbasnya. Truk yang digunakan makin modern, ongkos kirim bertambah dan pengemudi jadi punya pendapatan yang bagus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.