KLATEN, KOMPAS.com - Rem blong menjadi salah satu penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas. Maka dari itu, sebelum berkendara perlu memastikan semua komponen mobil dalam kondisi prima, khususnya minyak rem.
Perlu diketahui bahwa mekanisme penggerak kampas rem pada mobil tidak digerakkan oleh tali, namun gaya pengereman ditransfer oleh fluida atau minyak rem.
Rupanya, kualitas minyak rem mudah menurun baik dipakai ataupun tidak karena kondisi udara di sekitar bisa mempengaruhi kandungan air di dalam saluran minyak rem.
Baca juga: Akal-akalan Pakai Air Teh buat Pengganti Minyak Rem, Amankah?
Foreman Nissan Bintaro Ibrohim mengatakan, lingkungan yang lembab seperti sebagian wilayah di Indonesia, membuat minyak rem perlu diganti lebih dini.
“Minyak rem yang tadinya harus diganti tiap 40.000 Km menjadi 20.000 Km, karena kondisi lingkungan memang bisa mempengaruhi ketahanan minyak rem,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, belum lama ini.
“Lingkungan yang lembab akan membuat minyak rem cepat menurun kualitasnya, sementara patokan penggantian yang sesungguhnya adalah kadar airnya, bukan pada acuan jarak tempuh,” ucap Ibrohim.
Baca juga: Minyak Rem Berkurang Bisa Jadi Tanda Kampas Rem Perlu Diganti
Acuan jarak tempuh hanya sebagai langkah diler mempermudah masyarakat dalam mengingat-ingat kapan waktunya servis menurut Ibrohim.
“Tidak semua orang punya brake fluid tester, jadi acuannya dikonversi ke jarak tempuh, sehingga dalam buku panduan ada aturan khusus agar memajukan waktu penggantian minyak rem,” ucap Ibrohim.
Kondisi tersebut perlu menjadi perhatian pengguna mobil di Indonesia mengingat angka kecelakaan yang masih tinggi, sebagian besar juga diakibatkan rem blong.
Baca juga: Fatalnya Abaikan Pergantian Minyak Rem Mobil
“Bila kandungan air pada minyak rem tinggi, maka saat rem bekerja suhu minyak akan meningkat karena tekanan secara terus menerus air akan menguap dan menghasilkan uap, akibatnya terjadi vapour lock,” ucap Ibrohim.
Vapour lock merupakan fenomena terjebaknya uap air dalam saluran minyak rem sehingga mengganggu pentransferan gaya pengereman. Akibatnya pedal rem saat diinjak akan kosong atau ambles.
“Artinya kampas rem tidak tertekan secara optimal, sehingga tidak ada pengereman yang terjadi dan bisa dikatakan remnya blong,” ucap Ibrohim.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.