Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Sembarangan Isi Minyak Rem Mobil, Bisa Fatal Akibatnya

Kompas.com - 20/06/2023, 12:22 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu perawatan kendaraan agar performa tetap prima, yaitu melakukan penggantian minyak rem secara teratur. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya rem blong akibat kualitas minyak rem yang sudah menurun.

Sedangkan jenis minyak rem yang beredar di pasaran cukup beragam. DOT 3 adalah satu spesifikasi minyak rem paling banyak digunakan. Namun, beberapa mobil juga sudah menggunakan DOT 4.

Berhubung jenis minyak rem DOT 4 hanya digunakan untuk jenis-jenis mobil tertentu, stoknya di pasaran tidak sebanyak DOT 3. Lantas, bila dalam kondisi darurat apakah boleh mencampur keduanya?

Baca juga: Kronologi Bocah 8 Tahun Disika Ayah Tiri di Banyuwangi, Alami Luka di Kepala hingga Dioles Minyak Rem

minyak rem perlu dikuras dan diganti baruari purnomo minyak rem perlu dikuras dan diganti baru

Pemilik Aha Motor Yogyakarta Hardi Wibowo mengatakan mencampur minyak rem DOT 3 dan DOT 4 boleh saja, asal kebutuhan kendaraan memang lebih rendah spesifikasinya.

“Kalau mobil butuhnya minyak rem DOT 4, terus dicampur dengan DOT 3 nanti kemampuan minyak rem tidak akan sama karena terjadi penurunan kelas, padahal semakin tinggi angka DOT maka semakin bagus,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Selasa (20/6/2023).

Hardi mengatakan kedua jenis minyak rem ini bisa dicampur karena terbuat dari bahan dasar yang sama yaitu glycol.

Baca juga: Banyak Kasus Rem Blong, Jangan Lupa Selalu Cek Kondisi Minyak Rem

Alat untuk mengecek kandungan air pada minyak remScreenshoot/Achmad Wildan Alat untuk mengecek kandungan air pada minyak rem

Keduanya sama-sama memiliki titik didih yang tinggi, sehingga cocok digunakan sebagai fluida pentransfer tenaga pengereman.

“Hanya saja antara DOT 3 dan DOT 4 memiliki batas titik didih, dimana DOT 4 memiliki titik didih lebih tinggi sehingga banyak digunakan untuk mobil-mobil kencang atau mesin besar,” ucap Hardi.

Menurut Hardi penyesuaian jenis minyak rem tersebut memprtimbangkan suhu mesin yang dapat menginduksi ke bagian rem.

Baca juga: Kenali Tanda Minyak Rem Mobil Harus Segera Diganti

“Umumnya mesin besar juga memiliki tenaga yang besar juga, sehingga daya pengereman akan terjadi lebih besar, sehingga berpotensi menghasilkan suhu di area piston rem lebih panas,” ucap Hardi.

DOT merupakan singkatan dari Departement Of Transportation, tiap varian minyak rem memiliki tingkatan titik didih. Semakin tinggi titik didih tinggi maka kualitas lebih baik dan bisa digunakan dalam kebutuhan yang lebih ekstrem.

Berikut adalah tingkat titik didih minyak rem berdasarkan varian:

  • DOT 3 titik didih kering 205 derajat celcius dan titik didih basah 140 derajat celcius
  • DOT 4 titik didih kering 230 derajat celcius dan titik didih basah 155 derajat celcius
  • DOT 5.1 titik didih kering 270 derajat celcius dan titik didih basah 180 derajat celcius
  • DOT 5 titik didih kering 260 derajat celcius dan titik didih basah 190 derajat celcius

Baca juga: Minyak Rem Mobil Berkurang Sebaiknya Ditambah atau Ganti?

Titik didih kering adalah titik didih minyak rem sewaktu masih baru, sedangkan titik didih basah adalah titik didih minyak rem pada saat kandungan air mencapai 3,7 persen.

Selain itu, perbedaan suhu antara komponen rem yang panas dan suhu luar yang lebih rendah akan menimbulkan kondensasi air. Air akan terserap oleh minyak rem yang sifatnya higroskopis sehingga terjadilah penurunan kualitas.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com