KLATEN, KOMPAS.com - Mobil baru banyak dibekali teknologi continuously variable transmission (CVT) karena alasan efisiensi dan meningkatkan kenyamanan pengendara.
Namun, hal itu tidak sepenuhnya diterima oleh konsumen karena transmisi jenis ini dianggap membutuhkan perawatan lebih banyak dan mudah rusak.
Lantas, seperti apa sih kerusakan transmisi CVT pada mobil?
Baca juga: Alasan CVT Banyak Dipakai Mobil Modern Gantikan Matik Konvensional
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan kerusakan CVT pada umumnya melibatkan semua komponen di dalamnya maka solusi yang biasa diberikan penggantian satu gelondong atau mencari copotan dari Singapura.
“Hampir semua transmisi CVT yang bermasalah mengalami kerusakan pada puli dan sabuk bajanya, ada slip yang menyebabkan sabuk baja dan puli rontok sehingga menghasilkan serbuk baja yang terbawa bersama oli,” ucap Hardi kepada Kompas.com, belum lama ini.
Hardi mengatakan oli pada transmisi CVT bertindak sebagai pentransfer tenaga sekaligus sebagai pendorong puli untuk mengembang saat menentukan rasio percepatan.
Baca juga: Awas Salah Ganti Oli Bisa Bikin CVT Jebol
Artinya, oli akan bersirkulasi ke seluruh rangkaian sistem secara terus menerus selama mesin bekerja. Aliran oli ini diatur oleh ECU menuju ke saluran mana saja sesuai permintaan pengemudi saat pengoperasian.
“Saringan ada, tapi tidak menutup kemungkinan serbuk baja tersebut ikut bersirkulasi ke seluruh komponen di dalam CVT, akhirnya plunyer dan beberapa saluran menjadi aus dan longgar, hal itu membuat komponen yang memiliki tingkat presisi tinggi akan melejit dan membuatnya macet,” ucap Hardi.
Hardi memberikan contoh pada kasus pompa oli CVT aus, dan membuatnya macet karena posisinya sudah tidak presisi lagi.
Baca juga: Bolehkah Oli CVT Nissan Grand Livina Pakai Idemitsu?
“Bila piston ini aus, maka akan berpotensi oblak, bila oblak maka dia bisa macet dan membuat kerja pompa tidak optimal, akibatnya terjadi slip baik di kampas koplingnya hingga pada puli dan sabuk baja,” ucap Hardi.
Dengan demikian, Hardi menyimpulkan bahwa setiap kerusakan yang menyebabkan puli dan sabuk baja tergores maka besar kemungkinan semua komponen mengalami masalah karena serbuk baja sudah ikut mengalir bersama oli.
Jadi, ketika CVT pada mobil ini rusak maka potensi kerusakannya bisa sangat kompleks, khususnya menyerang komponen utama yakni kedua puli dan sabuk bajanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.