Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembangunan Pabrik Baterai EV Hyundai-LG Rampung Tahun Ini

Kompas.com - 27/01/2024, 12:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI (ESDM) menyatakan bahwa pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik (electic vehicle/EV) oleh Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution hampir selesai.

Artinya, dalam waktu dekat Indonesia bakal mulai produksi baterai EV pertamanya. Jenis baterai yang diproduksi berbasis Nickel-Mangan-Cobalt (NMC).

"Pabrik baterai sudah hampir jadi. Produksinya mulai tahun ini," ujar Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Pengembangan Industri Sektor ESDM, Agus Tjahajana Wirakusumah, Jumat (26/1/2024).

Baca juga: Aksesori Mobil yang Paling Banyak Dicari Konsumen Innova Zenix

Ilustrasi PT ATN Indonesia MineralDok. PT ATN Indonesia Mineral Ilustrasi PT ATN Indonesia Mineral

Menurut Agus secara persentase progres pembangunan pabrik baterai di Karawang sudah mencapai 95 persen. Ia pun berharap pada bulan April 2024 ini, pabrik tersebut dapat segera beroperasi.

Sebelumnya, Indonesia Battery Corporation (IBC) menargetkan akan memulai produksi baterai perdananya pada tahun 2024 sebesar 10 Giga Watt hour (GWh).

Proyek senilai 8 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 122 triliun ini akan berjalan secara bertahap hingga akhirnya bisa memproduksi 50 GWh pada 2034 mendatang.

"Di 2024 kita akan ada 10 GWh pertama untuk otomotif. Ini yang kerja sama dengan Hyundai, sudah siap beroperasi dengan LG di Karawang, Jawa Barat," ujar Direktur IBC, Toto Nugroho dalam acara RDP bersama Komisi VII DPR RI, Jakarta, Senin (27/11/2023).

Baca juga: Update Skandal Daihatsu, Sertifikasi Gran Max Dicabut Lagi

Ilustrasi pabrik baterai mobil listrik LG Energy Solutionkoreaittimes.com Ilustrasi pabrik baterai mobil listrik LG Energy Solution

Selanjutnya, Toto mengatakan, pihaknya juga menyiapkan pembangunan stasiun penukaran baterai kendaraan listrik umum (SPBKLU) sekitar 5.000 unit.

Langkah ini dilakukan demi mencapai target bauran energi baru dan terbarukan (EBT) sebesar 13 persen pada tahun 2024.

"Di 2034, bahwa kita Indonesia sudah memproduksi sekitar 50 GWh baterai. Ini untuk roda dua dan roda empat dan juga untuk energy storage system (ESS). ESS sangat penting untuk melakukan support terhadap pengembangan EBT," ujar dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau