Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

3 Faktor yang Sebabkan Aquaplaning tapi Kerap Disepelekan

Kompas.com - 12/01/2024, 09:31 WIB
Stanly Ravel

Editor

1

JAKARTA, KOMPAS.com - Karena aquaplaning, beberapa hari lalu sempat viral Toyota Veloz yang alami kecelakaan di Jalan Umum Simpang Bandara Internasional Minangkabau.

Dari informasi yang beredar, Veloz nampak tak bisa dikendalikan saat melaju dalam kecepatan penuh ketika kondisi jalan basah. Imbasnya, mobil yang menabrak tiang tersebut mengalami kerusakan fatal karena terbelah dua.

Seperti yang sudah dibahas sebelumnya, aquaplaning menjadi bahaya laten bagi pengendara, baik mobil atau sepeda motor, saat musim hujan dan melintasi genangan air.

Karena itu, untuk keselamatan sangat dianjurkan pengendara mereduksi kecepatan serta memperhatikan beberapa aspek penting yang jadi penyebab utama terjadinya aquaplaning.

Baca juga: Video Viral Kecelakaan Veloz sampai Terbelah Dua, Ingat Bahaya Aquaplaning

Perlu diketahui, setidaknya ada tiga faktor yang membuat mobil mengalami masalah aquaplaning ketika sedang berkendara di musim hujan atau melintasi genangan air.

Mirisnya, ketiga faktor tersebut kerap disepelekan atau diabaikan pengendara. Padahal dampak dari aquaplaning sangat mematikan.

Berikut tiga faktor tersebut ;

1. Kecepatan

Harus dipahami, berkendara melewati jalan yang basah berbeda karakternya dengan kondisi normal atau kering. Selain visibilitas yang turun, kemampuan pengereman juga tak bisa disamakan.

Karena lintasan yang basah dan licin, jarak pengereman akan lebih panjang. Sementara itu, ketika kendaraan melewati genangan air pada kecepatan tinggi, potensi munculnya hydroplaning atau aquaplaning semakin besar.

Bila sampai terjadi, otomatis mobil akan sulit dikendalikan lantaran hilangnya daya cengkram roda ke jalan.

Baca juga: Mengenal Ozon Crack, Penyakit Ban Saat Motor Jarang Digunakan

Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu mengatakan, ketinggian roda melayang saat aquaplaning bervariasi, tergantung dari seberapa cepat lajunya. Artinya, semakin cepat mobil dipacu, maka kemungkinan mobil mengalami aquaplaning juga semakin besar.

"Sebenarnya sudah seperti hukum fisika, namanya hujan dan lintasan basah sudah pasti kondisi berbeda dengan aspal kering. Selain potensi aquaplaning, jarak pengereman juga akan makin panjang akibat lintasan yang licin," kata Jusri beberapa waktu lalu.

2. Tekanan udara

Faktor lain yang juga kerap diabaikan adalah masalah tekanan udara pada ban. Penting diingat, tekanan udara ban cukup berpengaruh terhadap daya cengkeram, terlebih dalam kondisi jalan basah atau hujan.

Halaman:
1
Komentar
yang kerap disepelekan bukan aquaplanningnya tapi juga penggunaan seatbelt, itu serta merta bkn hanya tilang tapi itu untuk keselamatan, mengurangi resiko kematian atau luka akibat terlempar-lempar


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
[FULL] Kapolri soal Pantauan Arus Mudik Lebaran 2025: Fatalitas dan Keamanan Lebih Baik dari Tahun
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau