JAKARTA, KOMPAS.com - Kehadiran kebijakan pembebasan Pajak Pembelian atas Barang Mewah (PPnBM), dan tarif impor mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV), menjadi angin segar bagi industri otomotif nasional.
Pasalnya, dengan keputusan yang tertuang dalam Peraturan Menteri Investasi/Kepala Badan Penanaman Modal Nomor 6 Tahun 2023 ini, dapat membuat harga sejumlah mobil listrik semakin terjangkau, sekaligus merangsang investasi baru.
Mengingat sebelumnya insentif PPnBM hanya terbatas bagi mobil listrik yang telah diproduksi lokal saja dengan syarat Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) 40 persen. Aturan tersebut termaktub dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 38 Tahun 2023.
Baca juga: Bukan Hanya CBU, Mobil Listrik CKD Juga Dapat Insentif Impor
Melalui aturan ini, sedikitnya ada lima model BEV yang berpotensi mendapatkan insentif, menyusul Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air ev. Mobil tersebut mayoritas dari merek China yang berstatus completely knocked down (CKD).
1. Chery Omoda E5
Chery Sales Indonesias memastikan mulai menjual secara resmi BEV pertamanya, Omoda E5 pada kuartal pertama tahun ini. Bahkan dilaporkan, mobil sudah masuk jalur produksi sejak 2 Desember 2023 lalu.
Kala itu, peresmian aktivitas tersebut diresmikan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.
Kendati belum disebutkan TKDN-nya, mobil dirakit di Indonesia melalui pabrik PT Handal Motor Indonesia yang berlokasi di Pondok Ungu, Bekasi, Jawa Barat.
2. Neta V
Pada fasilitas yang sama, PT Neta Auto Indonesia juga memulai produksi model V sebagai kendaraan listrik berbasis baterai pertamanya di Tanah Air.
Namun, kendaraan baru diproduksi lokal pada kuartal II/2024 atau April-Juni 2024 dengan skema CKD.
Co-founder & Chief Executive Officer of Neta Auto, Zhang Yong mengatakan, kerja sama dengan PT Handal Motor Indonesia menjadi keseriusan mengembangkan mobil listrik high-technology yang dirakit secara lokal untuk pasar RI.
Serupa dengan Omoda E5, belum ada informasi terkait tingkat TKDN dan harga jual kendaraan ini.
Baca juga: Tekan Angka Kecelakaan Lalu Lintas, Polisi Gunakan Teknologi IRSMS
3. DFSK Seres E1
Masih dari pabrikan otomotif asal China, PT Sokonindo Automobile (DFSK) jelang akhir tahun lalu mengabarkan bahwa pihaknya sudah memulai aktivitas produksi BEV mungil pertamanya, Seres E1.
Produksi Seres E1 dilakukan di pabrik Cikande, Serang, Banten, Jawa Barat. Pabrik ini sebelumnya sudah melahirkan berbagai model merek DFSK seperti Glory 580 dan Glory 560.
Langkah menjadi tanda investasi yang sudah ditanamkan di dalam negeri sejak beberapa tahun ke belakang mulai membuahkan hasil.
Alhasil, mulai tahun ini Wuling Air ev yang jadi pionir mobil listrik mungil di Tanah Air dengan harga terjangkau mendapat tantangan serius. Apalagi Seres E1 akan dijual mulai Rp 189 jutaan (on the road DKI Jakarta).
Selanjutnya mobil listrik yang berpotensi mendapatkan insentif di tahun ini ialah MG ZS EV dan MG 4 EV. Hal tersebut sejalan dengan komitmen MG Motors yang akan melakukan produksi kedua mobil dimaksud dalam waktu dekat.
"Kami sangat antusias untuk segera mengumumkan harga yang kompetitif bagi kedua model revolusioner ini," kata Arief Syarifudin, Direktur Marketing & PR MG Motor Indonesia, dalam keterangan resminya.
Lebih jauh, ZS EV adalah produk pertama MG yang akan dirakit secara lokal. Setelahnya, akan menyusul MG 4 EV yang akan berubah statusnya menjadi CKD. Sebelumnya, MG 4 EV masuk ke Indonesia dengan status CBU dari Thailand.
Saat ini, MG 4 EV hadir dalam dua varian, yakni Ignite dengan harga Rp 649,9 juta, dan Magnify yang dijual seharga Rp 699,9 juta on the road untuk DKI Jakarta.
Baca juga: Konversi Listrik, Jadi Solusi Perbaiki Motor yang Rusak akibat Banjir
5. Great Wall Motor (GWM)
Terakhir, ada merek Great Wall Motor (GWM) yang dibawa oleh kemitraan Inchcape dan Indomobil Group. Hanya saja perusahaan belum mengungkap secara jelas mobil yang akan diproduksi secara CKD di tahun ini berserta kisaran harganya.
Pada wawancara ekslusif Kompas.com bersama Group CEO Inchcape Plc. Duncan Tait, ia hanya mengatakan bahwa Indonesia jadi pasar pertama dalam kemitraan strategis global dengan dengan Great Wall Motor Company Limited.
Perusahaan akan mendatangkan, merakit, dan memasarkan mobil keluaran Great Wall Motor pada kuartal I/2024. Beberapa model kendaraan listrik yang akan dibawa adalah Haval, Ora, dan Tank.
"Insya Allah kuartal pertama (Q1) 2024. Penjualan juga Q1 2024, tidak jauh dari rencana peluncuran," ujar Hari Arifianto, Direktur Pemasaran PT Inchcape Indomobil Energi Baru dalam kesempatan terpisah.
Nantinya produksi model-model kendaraan listrik ini akan dilakukan melalui fasilitas manufaktur Mercedes-Benz yang yang berlokasi di Wanaherang, Bogor, Jawa Barat.
Baca juga: Capaian Ekspor Motor Tahun 2023 Anjlok 23 Persen
Fasilitas ini merupakan perakitan lokal PT Mercedes-Benz Indonesia dan PT Daimler Commercial Vehicles Manufacturing, yang sudah menghadirkan tipe C-Class, E-Class, S-Class, GLC, GLE, GLS, dan truk Axor.
Selain produsen dan model BEV di atas, sebenarnya ada beberapa pabrikan lain yang juga berpeluang mendapatkan insentif tersebut. Sebut saja BYD dan VinFast, yang dirumorkan siap debut pada ajang Indonesia International Motor Show (IIMS) 2024.
Hanya saja sampai artikel ini diterbitkan, belum ada kepastian apakah kendaraan yang hendak dibawa nanti langsung dijual dan/atau diproduksi lokal melalui kemitraan seperti Neta atau tidak.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.