JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto menyatakan bahwa Indonesia memiliki potensi menghemat 25 miliar dollar Amerika Serikat (AS) atau sekitar Rp 385 miliar nilai impor bahan bakar minyak (BBM) pada 2040.
Jumlah tersebut berdasarkan kajian ERIA dengan asumsi percepatan penggunaan kendaraan listrik (electric vehicle/EV) terus dijalankan secara konsisten dan merata ke seluruh wilayah.
Di mana, sebanyak 15 miliar dollar AS penghematan datang dari kendaraan roda empat sementara sisanya dari pengadopsian sepeda motor listrik.
Baca juga: Tips Beli Mobil Bekas di Balai Lelang, Jangan Terpaku Odometer Saja
"Selain itu, Indonesia juga telah menjajaki potensi hydrogen fuel cell sebagai bagian dari upaya mempromosikan solusi energi berkelanjutan dan bersih tanpa emisi," kata Airlangga dalam keterangan resminya, Sabtu (2/11/2023).
Oleh karenanya, pemerintah terus berupaya untuk memberikan stimulasi supaya penyerapan EV ke pasar bisa berlangsung secara cepat.
Beberapa di antaranya, melalui pemberian insentif sebesar Rp 7 juta untuk roda dua dan potongan PPN 10 persen khusus mobil listrik dengan TKDN 40 persen ke atas.
Sedangkan untuk mobil listrik dan untuk bus listrik dengan TKDN lebih dari 20 persen hingga 40 persen, diberikan insentif PPN sebesar 5 persen.
“Dengan produk yang sudah menggunakan local content mencapai 40 persen, kami berharap Chery akan dapat penetrasi ke market lebih cepat dengan fasilitasi fiskal dari Pemerintah,” kata dia.
Baca juga: Pinjamkan KTP untuk Pengajuan Kredit Motor, Seorang Debitur Dipenjara 1 Tahun
Industri otomotif sendiri merupakan salah satu kontributor terbesar untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Saat ini, kekuatan industri otomotif di Indonesia setidaknya didukung oleh 26 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat dengan total kapasitas produksi mencapai 2,35 juta unit per tahun.
Industri otomotif juga telah menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38.000 jiwa, serta lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai pasok otomotif dari tier 1 sampai 3.
Dilansir dari data Gaikindo, penjualan wholesales kendaraan bermotor roda empat atau lebih untuk domestik pada bulan Oktober 2023 tercatat sebanyak 80.270 unit dan secara kumulatif dari Januari hingga Oktober 2023 mencapai sebanyak 836.048 unit.
Di sisi kinerja ekspor sektor otomotif, jumlah mobil yang diekspor secara kumulatif untuk periode Januari hingga Oktober 2023 tercatat mencapai sebanyak 426.381 unit atau naik sekitar 10,9 persen dari periode sama tahun lalu.
Baca juga: Subsidi Konversi Ditambah, Produsen Motor Listrik Mengaku Tidak Khawatir
Khusus mobil listrik, hingga awal Kuartal IV-2023, penjualannya tercatat mencapai sebesar 11.916 unit.
“Pengembangan industri Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) Indonesia saat ini mendapatkan momentum baik karena didukung kondisi Indonesia yang merupakan produsen bahan mineral logam nikel terbesar di dunia," kata Airlangga lagi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.