JAKARTA, KOMPAS.com - Berbeda dengan layanan bus pada umumnya, layanan angkutan perintis DAMRI punya tugas yang lebih berat lantaran harus melintasi medan jalan yang ekstrem.
Lantaran kondisi jalan seperti itu, maka bus dirancang agar bisa menyesuikan kondisi jalan yang dilintasi untuk mengantarkan penumpang.
Direktur Utama Perum DAMRI Setia N. Milatia Moemin mengatakan, misalnya seperti angkutan perintis di wilayah Papua yang mana harus dimodifikasi seperti kendaraan amfibi akan bisa menerjang sungai atau saat air sedang pasang.
"Apapun kita lakukan agar bus tetap bisa jalan. Di sana itu sekolah itu hanya ada di pusat distrik. Maka setiap pagi kita jemput dari desa ke desa. Kalau tidak dijemput murid dan para guru tidak datang sekolah karena jaraknya jauh sehingga sekolah akan libur,” katanya di acara Diskusi Publik DAMRI Melayani Tiada Henti yang diadakan oleh INSTRAN, Kamis (30/11/2023).
Baca juga: Lihat dari Dekat Hyundai N Vision 74, Pertama Kali Hadir di ASEAN
Baca juga: Lihat dari Dekat Hyundai N Vision 74, Pertama Kali Hadir di ASEAN
Wanita yang akrab disapa Tya tersebut juga mengatakan, modifikasi bus menjadi amfibi tersebut bertujuan agar kendaraan tersebut lebih tangguh untuk menyebrang sungai atau kubangan air.
Sebab mayoritas bus yang digunakan oleh DAMRI untuk angkutan perintis sudah berumur tua dan bukan spek tambang.
"Untuk perihal modifikasinya itu tim teknis yang bisa menjelaskan dengan detil," kata Tya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.