JAKARTA, KOMPAS.com - Memasuki akhir 2023, penjualan motor listrik di pasar otomotif nasional masih tersendat dan belum berjalan lancar seperti perkiraan awal, walaupun program subsidi sudah digencarkan dan dipermudah.
Supaya penjualan tetap berlanjut, sebagian produsen mengambil opsi lain, yakni dengan cara menggencarkan skema jualan business to business (B2B), alias menarget pihak perusahaan.
Budi Setyadi, Ketua Umum Asosiasi Industri Sepeda Motor Listrik Indonesia (AISMOLI) menjelaskan, skema semacam ini sudah mulai dilakukan oleh beberapa produsen motor listrik, khususnya lokal.
“Skema B2B sudah mulai digencarkan ya, jadi targetnya ditambah tidak hanya B2C (business to consumer), persebarannya diperluas,” ucapnya kepada Kompas.com di Jakarta, Selasa (28/11/2023).
Baca juga: Penjualan Kendaraan via Lelang Meningkat pada 2023, Tanda Ekonomi Membaik
Skema baru ini diakui oleh beberapa produsen motor listrik lokal. Beberapa mengungkap, pola B2B memang punya beberapa keunggulan tersendiri.
Alvin, Associate Manager B2B Marketing Polytron E-Motorcycle menjelaskan, pola bisnis dengan perusahaan besar bisa menjamin kepastian unit pemesanan, sehingga volume penjualan juga meningkat.
“Kalau skemanya B2B, kita pasti fixed number (angka pasti) untuk jumlah unit yang dipesan,” ucapnya.
Kendati demikian, penambahan pola penjualan terbaru ini tidak lantas menghilangkan komitmen utama Polytron terhadap konsumen, yang merupakan target dari B2C.
Baca juga: Keunggulan Beli Mobil Bekas Lewat Lelang, Harga Lebih Murah
“Utamanya kami tetap konsumen, ini sudah komitmen sejak awal meluncurkan produk ini ya,” kata dia.
Penjualan dengan skema B2B juga biasanya dilakukan dengan kuantitas berjumlah besar, menembus ribuan, bahkan belasan ribu unit motor listrik.
Yandi Sosiandi, Yandi Sosiandi, Head of Marketing PT BML United E-Motor menjelaskan, pihaknya memang sudah berfokus pada sektor B2B sejak awal tahun 2023.
“Kami sudah adakan kesepakatan dengan banyak perusahaan. Baru-baru ini dari retailer supermarket-supermarket, total pesanan unitnya sudah 10.000,” kata dia.
Baca juga: Apa Benar Perawatan Mobil Kustom Sulit?
Yandi menjelaskan, United E-Motor akan terus berfokus pula pada penjualan B2C sebagai pola bisnis utama. Akan tetapi, target penjualan di B2B diyakini akan jauh lebih besar.
“Target volume penjualan untuk B2B sekitar 70 persen dari total income, ini bicara YoY (rekap pertahun),” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.